Lihat ke Halaman Asli

Enik Rusmiati

TERVERIFIKASI

Guru

Puisi | Pesan Kupu-kupu

Diperbarui: 29 September 2019   08:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Kupu-kupu itu datang lagi
Menyampaikan pesan pada bunga mawar
Bahwa kemarau di bulan ini tetap akan melukiskan kekeringan
Mawar tersirap dan berkata dengan wajah sayu,
"Tak ada alasan untuk memetikku, karena wangiku adalah pesan surgawi,"

Setangkai melati terkesima, menoleh dengan irama degup jantung yang membelah langit,
"Lalu siapakah burung-burung yang suka membunuhku?"

Seketika kupu-kupu itu berlalu meninggalkan dialog pilu
Mengabarkan pada penjaga kemarau bahwa cermin jendela langit telah ternoktah
Kemarau adalah perjalanan sungai dengan anak air yang tanpa suara

Ku lihat gadis kecil berhenti mengejar kupu-kupu, di tangan kanannya memegang tangkai mawar, tangan kirinya menyeka derai air mata yang mulai sembab
Suara seraknya menyelinap di antara kelopak bunga

Hujan telah ragu-ragu memberi jawab pada pada genting dan daun-daun yang berserakan
Karena senandungnya selalu membawa nyanyian kelabu pada yang tumbuh

Blitar, 29 September 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline