Lihat ke Halaman Asli

Cinta Itu Mudah

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Katanya cinta itu tak dapat di logika

Logikanya, katanya cinta itu tak dapat di logika. Namun cinta selalu menunjukkan kerelatifannya pada masing-masing orang yang ditemuinya kan, dan saat cinta menemuiku, aku tidak berfikir begitu. Bagiku, tidak semua yang berkenaan dengan cinta tidak bisa dilogika, ada beberapa hal yang bisa kita logika.

Pertama “kenapa saya harus jatuh cinta kepada dia”, alasan kenapa jatuh cinta kepada seseorang mestinya bisa dilogika, kita bisa jatuh cinta pada seseorang karena sebelumnya kita telah menentukan standar (kriteria orang yang bisa membuat kita) jatuh cinta, bahkan cinta pada pandangan pertama pun sebenarnya menggunakan standar (jadi tetap bisa dilogika), jatuh cinta pada pandangan pertama bisa terjadi karena sebelumnya kita punya suatu pemikiran/standar (yang terkadang bisa juga tidak disadari) ingin pasangan yang seperti apa (umumnya fisikly) seperti cantik, putih, tampan, gagah, tinggi, tembem, sexy, dll. Jadi, saat kita jatuh cinta, yang kita akui sebagai cinta pada pandangan pertama sebenarnya cinta itu pun cinta yang sudah didahului logika.

Kedua, “kenapa saya tidak bisa lepas dari dia”, umumnya yang paling membuat galau kaula muda adalah permasalahan ini. “Gue cinta dia, tapi kenapa dia mutusin gue”, “gue nggak bisa ngelupain dia”, “gue dah lama tauk suka sama kamu, cinta ma kamu, sayang ma kamu, mengagumi kamu, tapi kenapa kamu nggak ngerti-ngerti”, semuanya rata-rata diucapin sambil nangis atau minimal sambil pasang tampang melas dan sedih. Kasusnya memang bermacam-macam, namun intinya tetap sama “kenapa saya tidak bisa lepas dari dia”.

Sebenarnya kita punya pilihan, ingin terus-terusan patah hati atau bangkit, meneruskan atau menghentikan hubungan padahal “bener-bener cinta”, memang tidak mudah, bagi yang tidak percaya dan tidak mau mencoba, kebanyakan lebih suka memanjakan rasa sakit itu daripada memikirkan akibatnya dimasa depan. Namun sebenarnya benar-benar bisa dilogika dan kita benar-benar punya pilihan. Diantaranya dengan:

1.Pikirkan saja hal terpenting yang menjadi perioritas hidup kita.

2.Pantas atau tidakkah dia menjadi pendamping hidup kita, kalau dia tidak pantas, lalu untuk apa kita pelihara rasa sakit itu lebih lama. Kalau memang dia pantas, berarti sadar saja kalau kita yang tidak pantas untuk dia, (eh, salah salah) kalau memang dia pantas, dia pantas menjadi pendamping kita itu kan sekarang, kalau nanti setelah ANDA menjadi orang hebat, apa dia masih pantas menjadi pendamping hidup ANDA? Pasti tidak. J

3.Lakukan pekerjaan terbaik, yakni balas dendamlah dengan cara melakukan hal terbaik dalam hidup kita, yang mengantarkan kita untuk bisa mendapatkan yang lebih baik dari dia, dan pastikan dia menyesal karna itu.

Jika perpisahan cinta itu karena masalah yang lebih serius misalkan jarak, usia, danmenjadikan tidak keluarnyasurat izin atau restu orang tua dan kita benar-benar berada pada jalan buntu dan tidak bisa lagi berupaya (semuanya masalahku) maka bersabarlah, pikirkan dengan baik, percayalah bahwa meski orang tua kita yang baik itu tidak muda dizaman kita, namun mereka punya feeling yang lebih kuat dari kita, mereka memikirkan dan menginginkan yang terbaik untuk kita. Memang awalnya jarak, pekerjaan, usia itu tidak menjadi masalah kita sekarang ini, namun belum tentu akan sama dimasa depan. Karna keterbatasan intelektual, terkadang orang tua memang tidak mengerti mengapa anaknya bersedih, namun yang pasti, orang tua selalu bisa merasakan kesedihan yang sama dengan kesedihan anaknya, itulah hebatnya mereka.

Cinta yang tidak bisa dilogika

Cinta yang tidak bisa dilogika hanya cinta monyet, yaitu jatuh cinta karena kita belum tau apa itu cinta, apa tujuannya kita mencintai, dan harus kemana membawa cinta, akan seperti apa kita dengan dia nanti. Cinta monyet bukan selalu cinta yang terjadi pada anak TK, SD, SMP atau cinta yang terjadi pada anak-anak yang umumnya kita anggap sebagai anak kecil, karna anak SMP pun ada yang punya standar, misalnya ingin pasangan yang kaya, gaul, cakep atau yang lain.

Bagian dari masalah cinta-cintaan yang tidak bisa dilogika hanya “Mengapa saya mencintai dia”, padahal kita sudah tau dia tidak masuk standar kita dan kita sudah tau bahwa kita dan dia tidak mungkin bersama.

Satu-satunya pilihan dari logika kita saat berada dalam masalah seperti itu hanyalah membiarkan perasaan itu ada, setidaknya kita bisa merasakan indahnya, walau itupun sebanding dengan sakitnya. Bagaimanapun keadaannya, cinta selalu bisa membuat kita bisa menghasilkan yang terbaik dalam hidup kita, meskipun cinta itu sebanding sampah yang tak berguna, keberadaannya tak kita inginkan, masa depannya tak bisa kita harapkan, bahkan obyeknyapun pada orang yang salah, namun cinta itu tetap bisa membuat kita menghasilkan sebutir berlian dari bongkahan bebatuan, menghasilkan karya yang spektakuler dari hal-hal yang biasa saja.

Tidak perlu memikirkan bagaimana harus memiliki dia atau bagaimana melupakan dia, namun tugas kita adalah menjadikan anugrah berupa cinta itu sebagai inspirasi dan semangat untuk berkreasi. Karna hal terbaik yang kita miliki adalah cinta yang memotivasi, cinta kepada Allah, cinta kepada orang tua, dan bahkan cinta yang tak termiliki pun, cinta yang memaksa untuk ikut hidup didalam hidup kita dan hanya termiliki didalam hatipun termasuk didalamnya.

Tumpukkanlah cintak diatas cinta, walaupun hanya dia yang menghuni hati kita, walaupun hanya dia yang bisa membuat kita terinspirasi, walaupun hanya dia yang menjadikan kita semangat untuk berkreasi, dan walaupun hanya cinta kepada dia yang bisa memotivasi, namun bukan berarti kisah berpasangan dalam kehidupan kita harus berhenti disini, dikisah pasangan yang tak termiliki. Temukanlah pasangan lain, yang perasaan kita padanya bisa kita kendalikan, yang sesuai standar yang kita tentukan, kita siapa dan harus mendapatkan yang seperti apa, agar Indonesia tidak dipenuhi generasi-genarasi yang galau karna patah hati. J

Intinya,

1.Cinta bisa dilogika, kenapa saya jatuh cinta pada dia, kenapa saya berhenti dan tidak bisa lepas dari dia, itu bisa kita tentukan jawaban dan penyelesaian permasalahannya,

2.Yang tidak bisa dilogika hanya cinta monyet, yang akhirnya menyisakan pertanyaan mengapa saya mencintainya padahal dia bukan standar saya, yang terakhir ini sepenuhnya urusan Tuhan yang memberikan perasaan cinta tersebut. J

3.Tumpukkanlah cinta diatas cinta. J

NB: Saya bersyukur diberi kesempatan untuk bisa mencintai dan merasakan cinta, walaupun tidak bisa memiliki. Seandainya saya tidak diberi kesempatan untuk bisa mencintai dan merasakan cinta, saya pasti tidak tau cinta itu bagaimana rasanya. Dan jika oleh Tuhan, saya tidak pernah dikenalkan dengan cinta, saya tidak tau apakah saya punya warna untuk dihiaskan dihidup saya. J




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline