Lihat ke Halaman Asli

Kata Sekjen PKS, yang Membuat Tangkuban Parahu itu Roro Jonggrang...

Diperbarui: 18 Juni 2015   04:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14072900921481725894

Dear diary...  wkwkwkwk...

Pagi tadi, saya bangun tidur..., lalu saya gosok gigi, setelah gosok gigi saya mencari berita menarik, dan saya menemukan sebuah berita yang membuat saya cukup terusik secara lahir dan batin...

Berita ini:

[caption id="attachment_318049" align="aligncenter" width="554" caption="liputan6.com"][/caption]

(Link: liputan6.com)

Ketika sedang membaca salah satu bagian dari artikel tersebut, mata saya yang sipit secara ajaib langsung melotot..., dan esensi berita tentang "data PKS" menjadi tidak penting lagi untuk saya... karena ini:


... "Kalau data kami sudah ada, kalau soal data kita kan ngambil dari C1, dari D1, DB, itu data semua ada di kita tinggal memilah-milahnya," ungkap Taufiq di Rumah Polonia, Jakarta, Minggu (3/8/2014).

"Ini kan tidak bisa dilakukan seperti Roro Jongrang membuat Tangkuban Perahu (hanya butuh waktu semalam)," tegasnya...


[caption id="attachment_318055" align="aligncenter" width="605" caption="Screenshot liputan6.com - potongan artikel"]

14072972141694678052

[/caption]

Lalu, mulut saya yang tertutup rapat pun terbuka lebar, ngakak terbahak-bahak...

Ya ampun, gak habis pikir... oleh salah seorang kader yang juga sekjen dari PKS (Partai Keadilan Sejahtera, Taufik Ridho), kisah tentang legenda Tangkuban Perahu dan Candi Sewu “diacak-acak” serta “dicurangi”, secara masif, terstruktur, dan sistematis... bocor... Wkwkwkwkwk....

Dan ternyata tidak hanya di liputan6.com, situs resmi PKS pun mengutip berita itu...

[caption id="attachment_318051" align="aligncenter" width="524" caption="Screenshot pks.or.id"]

14072904491038615853

[/caption]

Tidak lupa juga... PKS Piyungan...

[caption id="attachment_318057" align="aligncenter" width="560" caption="Screenshot pkspiyungan.org"]

14072982841947935358

[/caption]

[caption id="attachment_318056" align="aligncenter" width="560" caption="Screenshot pkspiyungan.com - potongan artikel yang bersumber dari berita liputan6.com yang sudah di-edit oleh admin pks.or.id, dan diambil oleh pkspiyungan.org"]

14072973631853601404

[/caption]

---

Seumur hidup, selama saya tinggal di Bandung, Jawa Barat... belum pernah tuh... mendengar ada nama tokoh “Roro Jongrang” di dalam kisah legenda Gunung Tangkuban Parahu.

Karena sejak kecil, tiga tokoh utama yang saya ingat di dalam legenda itu adalah: Sangkuriang, Dayang Sumbi, dan Si Tumang... Dan kisah tentang asal-usul Tangkuban Perahu, lebih dikenal dengan judul “Legenda Sangkuriang”, bukan “Legenda Roro Jonggrang”.

Lalu, siapakah tokoh Roro Jonggrang?... Semua anak SD juga tahu, kisah Roro Jonggrang itu berasal dari propinsi Jawa Tengah. Roro Jonggrang adalah nama dari tokoh utama di dalam legenda asal-usul terbentuknya Candi Sewu dan Candi Prambanan, selain Bandung Bondowoso...

Dan tentu saja, Roro Jonggrang itu bukan sosok laki-laki yang membuat Candi Sewu, melainkan Bandung Bondowoso yang dikisahkan harus membuat 1000 candi dalam waktu satu malam, sebagai syarat dari Roro Jonggrang untuk menikahi dirinya... namun karena terkena tipu muslihat Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso hanya dapat menyelesaikan 999 candi... (untung gak minta diulang, sampai selesai... atau menarik diri... wkwkwkwk...)

Singkat cerita, karena marah dan merasa dicurangi oleh Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso akhirnya mengutuk Roro Jonggrang menjadi batu. Dan menurut brosur jalan-jalan D.I. Yogyakarta, arca Durga di dalam candi utama Prambanan itulah yang dikaitkan dengan kutukan Roro Jonggrang...

Saya bukan seorang ahli cerita legenda, cerita rakyat, ataupun dongeng... jadi tidak mungkin saya menuliskan atau membahas panjang lebar tentang dua kisah tersebut di dalam tulisan ini. Namun yang saya tahu pasti, Si Tumang tidak pernah kenal dengan Timun Emas, apalagi Thumbelina...

Lagi pula, itu semua adalah cerita rakyat yang sudah mendarah daging, terutama untuk orang Indonesia yang tinggal dan besar di tanah Jawa.

Tanpa bermaksud sombong... saya saja sudah bolak-balik ke dekat Tangkuban Parahu, hanya untuk makan tahu Lembang...

Di jaman SD-SMP, setiap kali ada study tour, pasti salah satu obyek tujuannya adalah Candi Sewu dan Prambanan. Dan setiap kali pulang dari sana, selalu diminta guru untuk membuat tulisan reportasenya...

Puji syukur kepada Tuhan YME, saya tidak pernah dapat angka merah untuk tugas itu, karena saya belum pernah menulis tentang Roro Jonggrang yang membuat Tangkuban Parahu... wkwkwkwk....

---

Penutup diary di pagi hari yang ceria ini...

Kelucuan kubu Prabowo-Hatta (PKS dan kawan-kawannya) ternyata belum berakhir, setiap hari ada saja baru, sama seperti kasih setia Tuhan, selalu baru setiap pagi... ada Amin saudara-saudara?... (“Oh maaf, katanya Amin sedang pergi ke sekolah...”)

Ada banyak sekali hal “lucu“ (tapi miris) yang sudah mereka ciptakan, dimulai dari isu “bocor-bocor”, kalkulator rusak “4+5=10”, sampai ada dukun dibawa ke MK... Dari semua hal itu, tidak sepenuhnya harus kita anggap sebagai sesuatu yang menyusahkan untuk bangsa Indonesia...

Malah sebaliknya, hal-hal seperti itu dapat memberikan rasa suka cita dan dapat menjadi pengharapan untuk kita semua, bahwa kita bukanlah orang yang paling “dodol” di dunia ini.. wkwkwkwk...

Hanya saja, ada hal yang harus kita pahami dan ingat baik-baik:

“Yang melukis pelangi itu Agung, tetapi yang menciptakan pelangi adalah Tuhan. Dan Mak Lampir bukan tokoh dongeng yang membuat Gunung Merapi.”

Mantap!

Terakhir, sebagai seorang teman yang baik, saya akan memberikan 2 buah tautan di bawah ini, seandainya ada yang mau membaca lebih jauh tentang legenda Sangkuriang atau Roro Jonggrang:

-) http://id.wikipedia.org/wiki/Tangkuban_Parahu

-) http://id.wikipedia.org/wiki/Rara_Jonggrang

Semoga Wikipedia tidak dituduh curang oleh kubu Prabowo-Hatta atau disebut sebagai media partisan... Wkwkwkwk....

Ya udah gitu aja... heu-heu-heu...

[Djoel]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline