Lihat ke Halaman Asli

Saat Makan Siang

Diperbarui: 28 Oktober 2016   09:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Ketika  dengar klakson mogenya Lala ,satpam buru buru membukakan pintu gerbang rumah mewah itu .Lala setelah memarkirkan mogenya langsung masuk rumah dan mengucapkan  salam ,kebiasaan dia sejak dulu ada yang jawab  kek  nggak  kek .Pas mau naik tangga Lala dipanggil bude Retno " La mari kita makan bude tunggu ya "  Lala mengangguk tak lama setelah salim  kemudian mereka makan sambil ngobrol pakde Karyo ikut nimbrung juga suasana betul betul menyenangkan. Setelah Lulu diboyong suaminya ke Kanada dan Lili diboyong suaminya ke Jerman bude Retno terobati dan kasih sayangnya tumpah ke Lala dan dianggap sebagai  anak bungsunya dan pak Karyo  pun mendukungnya.

"Bude itu sebenernya miskin " ketika sore hari mereka bertiga nyantai diteras belakang ,pakde Karyo dan bude Retno tertawa denger omongan Lala .

"Lala sayang ,masa bude miskin rumah ini sangat mewah trus punya pintu kontrakan sebanyak 1000 sejabotabek ditambah bisnis bude yang satunya yaitu permata ,pelanggannya para istri anggota DPR  temennya pakdemu " bude Retno sambil ngelus ngelus rambut Lala yang rebahan dipangkuannya.

"Aah bude belum paham sama dengan pakde juga " Lala duduk dan bicara pelahan tapi terdengar jelas oleh pakde dan budenya.

"Ayoolah nduk bicara terus terang bude dan pakdemu nggak marah dan tersinggung ,tenan " bu Retno serius kali ini dan di aminkan pakde .

"Sebelumnya Lala mohon ma'af setelah Lala tinggal disini hampir 3 thn , Lala perhatikan pakde dan bude ternyata baru sedikit bekal untuk pulang ke akhirat "  bude dan pakde tersentak bener bener makjleb omongan si Lala ini .

"Sedangkan orang muslim yang sudah meninggal yang pertamakali  yang dihisab adalah ibadah shalatnya baru amalan yang lain lainnya ,sekali lagi ma'af  kan Lala karena Lala sayang bude dan pakde.

*****************

Sejak itu bu Retno dan pak Karyo kehidupannya lebih damai lebih khusu mempersiapkan diri menunggu ajal diisi dengan kebajikan kebajikan yang sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya .Seperti subuh pagi ini bu Retno sambil bercucuran air mata ,hatinya penuh rasa syukur ada kesempatan untuk mem perbaiki diri begitupun pak Karyo.

******************

Terimakasih mbak dan mas Admin ,terimakasih juga sahabat k'ners yang telah singgah dan meninggalkan jejak dan votenya .Semoga kita selalu dalam lindunganNYA ...... aamiin ,salam kompasiana .

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline