Lihat ke Halaman Asli

Engkos Kosasih

Operator Forklift PT. Lion Superindo

Mudahnya Menerapkan Food Combining ala Warteg

Diperbarui: 2 Juli 2024   06:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: astronauts

Food combining bukan pola makan vegetarian, tidak sama dengan diet, dan food combining juga bukan obat untuk berbagai penyakit.

Food combining merupakan teknik padu padan makanan yang disesuaikan dengan proses organ pencernaan dalam mengolah dan menyerap makanan yang masuk ke dalam tubuh. 

Food combining terkait erat dengan jam kerja pencernaan dan produksi enzim dalam tubuh ketika makanan masuk ke dalam organ pencernaan.

Food combining terkesan ribet sebab kita terbiasa makan apapun dan kapanpun. Menerapkan food combining berarti kita harus mengatur ulang pola makan. Kapan waktunya makan berat, kapan waktunya makan buah dan kapan waktunya istirahat alias tidak makan apapun.

Mengapa ini harus dilakukan?

Pentingnya keseimbangan asam-basa atau pH tubuh

Setiap makanan yang kita konsumsi selain menghasilkan zat-zat penting yang dibutuhkan tubuh, metabolisme tubuh dalam memproses makanan juga menghasilkan limbah atau abu residu. Abu ini akan mempengaruhi pH (potential Hydrogen) cairan tubuh. 

Dalam kondisi normal pH tubuh berkisar antara 7,35 - 7,45. Semakin kecil nilainya maka cairan tubuh dinilai asam, sebaliknya jika basa maka nilai pH nya menjadi tinggi.

Ketidakseimbangan pH tubuh akan menyebabkan berbagai macam gangguan. Jika pH tubuh terlalu asam (ketoasidosis) bisa menimbulkan: pusing, mual, sesak nafas, sakit kepala, mudah mengantuk dan peningkatan denyut jantung.

Sebaliknya, jika terlalu basa (alkalosis) maka bisa menyebabkan kram, kedutan, nyeri otot bahkan pingsan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline