Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Tuah Ibu

Diperbarui: 5 Maret 2019   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anakku
Bila ibu pergi
Kumpulkan kepingan asa yang ibu beri
Larilah hingga retak kakimu
Teruslah berlari

Rumah kita tidak seindah dulu nak
Banyak sekali intrik yang hiasi dinding 
Bau tengik kebencian penuhi bilik
Pun lidah-lidah ketamakan siap menjilatimu

Ibu sudah lelah nak
Memikul  kegetiran yang bertahun di pundak
Sementara mata ini lelah menyaksikan tirani berkedok kapitalisme

Apakah kau tau, nak?
Hidup kita adalah nyanyian duka
Merdu di telinga tetapi mengantar kita pada lara

Biarlah mereka bernyanyi nak
Tutuplah telinga dan matamu
Karena senyum yang kau lihat dan simphoni yang kau dengar
Adalah maut yang mengintaimu sewaktu-waktu

Jangan menoleh nak
Teruslah belari
Hingga saat kau lelah
Ingatlah tuah ibu 
Niscaya kakimu kokoh hingga akhir

Ibu akan menunggumu di ujung waktu
Dengan pelukan paling syahdu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline