Lihat ke Halaman Asli

Asmaul Asri

Manusia yang bercita-cita hidup biasa-biasa saja

Kicauan Merdu

Diperbarui: 30 Januari 2024   19:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebagaimana sore tanpa senja

Sebagaimana burung-burung yang menari-nari

Sebagaiamana lelaki paruh baya berjalan menuju masjid

Dan sebagaimana suara azan yang terdengar dari surau-surau kampung.

Burung-burung itu berkicau dengan merdu

Laiknya nyanyian-nyanyian yang tak kunjung usai

Menyapa senja yang tak kunjung muncul

Awan hitam mengambil alih, kataku.


Para caleg itu menebar janji dengan manis

Laiknya gula yang akan terasa pahit

Janji yang berujung pengingkaran

Suara yang dibeli dengan amplop.

Rakyat menjadi puan

Caleg menjadi pelayan

Angggota dewan didgdaya

Rakyat sengsara.

Januari usai meninggalkan Februari

Pesta demokrasi tinggal hitungan hari

Kicauan burung semakin merdu

Tapi ini bukan tentang burung.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline