Ilmuwan mengatakan bahwa kontribusi global oksigen terbesar di atmosfer berasal dari fitoplankton. Fitoplankton sama pentingnya dengan hutan tropis karena fitoplankton diperkirakaan menghasilkan sekitar 70 persen oksigen dari hasil fotosintesis.
Ilmuwan telah menghitung perkiraan oksigen yang dihasilkan oleh fitoplankton. Namun belum bisa menghitung banyaknya makhluk hidup ini di lautan karena jumlah fitoplankton sangat dipengaruhi musim, cahaya serta nutrisi.
Fitoplankton merupakan mikroorganisme yang hidup melayang-layang di perairan dan bersifat seperti tanaman. Seperti kebanyakan tanaman, fitoplankton dapat menghasilkan oksigen dalam fotosintesis ketika tersedia cahaya yang cukup di zona epipelagik pada siang hari.
Oksigen dihasilkan fitoplankton di perairan air yang selanjutnya menuju ke udara melalui permukaan laut, sehingga dapat berkontribusi terhadap total anggaran oksigen di atmosfer. Kontribusi ini sangat besar bahkan melebihi kontribusi oksigen yang dikeluarkan oleh hutan tropis sekalipun.
Fitoplankton berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Fitoplankton umumnya hanya berukuran 2-200m (1m = 0,001mm). Berdasarkan morfologinya fitoplankton dikelompokkan menjadi lima kelompok yaitu dinoflagellata, cyanobacteria, green algae, cocolithopore dan diatom. Diantara semua kelompok ini diatom memproduksi hampir setengah dari oksigen yang kita hirup, yang menempati semua lapisan perairan yang mendapat cahaya matahari.
Selain menjadi penyumbang oksigen terbesar di atmosfer, fitoplankton juga memegang peranan penting dalam ekosistem. Fitoplankton memiliki fungsi ekologis sebagai produsen primer dalam rantai makanan sehingga dapat dijadikan tolak ukur kesuburan suatu perairan. Namun, keberlangsungan hidup fitoplankton sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat hidupnya seperti suhu.
Peningkatan suhu air yang disebabkan oleh pemanasan global juga dapat berpengaruh terhadap laju produksi oksigen. Hal ini juga berdampak kepada kepunahan dari fitoplankton dan persediaan oksigen di bumi. Penipisan oksigen dalam skala global juga dapat menjadi bencana bagi sebagian makhluk hidup di bumi termasuk manusia. Konsekuensi ini merupakan efek dari pemanasan global terhadap ekologis yang harus lebih diperhatikan.
Ditulis oleh : Enggit Glory
Yadigar, S. & S. Petrovskii. 2015. Mathematical Modelling of Plankton-Oxygen Dynamics Under the Climate Change. Society for Mathematical Biology (2015) 77:20.