Lihat ke Halaman Asli

Enggar Dhian Pratamanti

Dosen, Penulis, Pegiat Literasi

KKN UPGRI; Save Mangrove for Future

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14250944121614041812

Bakau adalah ekosistem yang berperan penting dalam keseimbangan lingkungan. Akar bakau mempunyai fungsi sebagai penyangga tanah sehingga dapat menghindari erosi. Dengan demikian, bakau perlu dilestarikan guna menjaga keseimbangan alam, khususnya daerah pesisir pantai. Sayangnya, masyarakat kurang menyadari akan arti penting bakau bagi kehidupan. Minimnya pengetahuan masyarakat menimbulkan ketidakacuhan masyarakat pada ekosistem yang satu ini. Bakau hanya dianggap sebagai tanaman yang selayaknya tumbuh di pantai tanpa arti tertentu.

Hal inilah yang menjadi kekhawatiran mahasiswa KKN universitas PGRI Semarang Kecamatan Tugu. Ekosistem bakau yang nyaris punah menggugah mereka sebagai kaum akademis muda untuk mensosialisasikan makna pentingnya bakau bagi kehidupan. Hal ini mereka wujudkan dalam kegiatan posdaya KKN Kecamatan Tugu yang mereka harapkan bukan hanya sebagai formalitas kegiatan pengisi kuliah kerja nyata, namun benar-benar sebagai wujud nyata yang bermanfaat.

Kepedulian mereka akan bakau bukan hanya diwujudkan melalui sosialisasi, namun juga dalam aksi nyata berupa penanaman 10.000 bibit bakau di Kecamatan Tugu. Dalam kegiatan ini, panitia menggandeng pula Komunitas Prenjak (pecinta lingkungan dan penggiat tanaman mangrove) untuk turut berpartisipasi. Puncak acara yang akan digelar di desa Tapak, Kecamatan Tugu pada hari Minggu, 1 Maret 2015 ini bertajuk Mangrove Education Festival. Acara tersebut akan diisi dengan sosialisasi pentingnya bakau bagi lingkungan hidup bagi masyarakat, pelajar, dan mahasiswa.

“Slogan save mangrove for future dalam acara ini sesuai sekali dengan tema KKN kami yaitu mensukseskan Semarang sebagai kota layak anak. Maka, selain sosialisasi dan edukasi mangrove tentang pentingnya bakau bagi kehidupan, acara ini juga akan dimeriahkan dengan lomba mewarnai bertema lingkungan mangrove yang diikuti oleh anak-anak PAUD dan TK di Kecamatan Tugu serta pameran expo posdaya KKN tiap kelurahan di kecamatan Tugu,” tutur Arif Budi Mawardi, koordinator kelompok KKN kelurahan Jerakah, Kecamatan Tugu.

Melalui kegiatan ini, para mahasiswa KKN Universitas PGRI Semarang kecamatan Tugu ingin menanamkan arti pentingnya mangrove di pesisir pantai melalui anak-anak, “anak-anak adalah calon agen pembangun bangsa. Maka, merekalah harapan kita,” sambung Arif.

Penanaman 10.000 bibit mangrove oleh warga sekitar dan mahasiswa KKN ini pada mulanya akan dihadiri oleh Rektor Universitas PGRI Semarang. Namun, karena ada kepentingan yang mendesak, kegiatan ini tetap dilaksanakan tanpa orang penting yang mereka undang. “Yang lebih penting adalah manfaat dan masa depan Semarang yang lebih baik. Jika kami dapat memberikan hal yang berguna bagi Semarang, tentu bukan hanya Rektor UPGRI saja yang senang namun seluruh masyarakat Jawa Tengah,”  tutur Suta Hatu Widagdo, salah satu panitia kegiatan dengan semangat.

“Satu-satunya ekosistem Mangrove di Semarang berada di Kecamatan Tugu. Maka, jangan sampai ekosistem yang penting ini musnah. Kita harus mempertahankan dan mengembangkannya,” tutup Suta.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline