Lihat ke Halaman Asli

Enggarani wahyu

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Transformasi Modal Mata Pencaharian: Kunci Kesetaraan Gender di Indonesia

Diperbarui: 12 September 2023   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 https://www.freepik.com/free-vector/abstract-illustration-gender-equality-concept_8806373.htm#query=gender%

Indonesia, dengan segala keragaman budaya, geografis, dan sosialnya, telah menjadi arena penting bagi studi tentang perubahan dinamika gender dalam pengambilan keputusan keluarga. Saat ini, kita akan memasuki perjalanan naratif yang mengungkap bagaimana migrasi laki-laki dalam konteks rumah tangga pertanian di Indonesia telah memengaruhi peran dan kekuasaan perempuan dalam pengambilan keputusan.

Pariwisata Gender di Indonesia

Indonesia, negara kepulauan yang luas dan beragam, telah menjadi panggung bagi berbagai tantangan dan transformasi, termasuk yang terkait dengan isu-isu gender. Di tengah perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang terus berlangsung, studi tentang bagaimana migrasi laki-laki memengaruhi pengambilan keputusan perempuan dalam rumah tangga menjadi sangat relevan. Bagaimana perubahan ini berdampak pada kehidupan sehari-hari dan identitas gender di Indonesia?

Landscape Gender dalam Pertanian Padi di Indonesia

Sebelum kita menyelami dampak migrasi laki-laki, mari kita memahami konteks gender dalam pertanian padi, salah satu fondasi ekonomi penting di Indonesia. Tradisionalnya, perempuan di Indonesia sering dianggap sebagai penanam padi utama. Namun, peran laki-laki dalam proses ini juga signifikan, terutama dalam aspek seperti pengelolaan lahan dan pengambilan keputusan terkait pertanian.

Laki-Laki, Migrasi, dan Pengambilan Keputusan

Studi ini mengeksplorasi bagaimana migrasi laki-laki memengaruhi dinamika pengambilan keputusan dalam rumah tangga pertanian padi di Indonesia. Sebagian besar migrasi laki-laki terjadi ketika mereka mencari pekerjaan di luar daerah asal mereka. Ini seringkali meninggalkan istri dan keluarga di rumah untuk menghadapi tantangan dan keputusan yang perlu diambil secara mandiri.

Namun, yang mengejutkan adalah temuan bahwa perubahan dalam otoritas pengambilan keputusan setelah migrasi laki-laki adalah perubahan yang relatif nominal. Dalam beberapa kasus, pengambilan keputusan bersama antara suami dan istri justru meningkat. Ini adalah perubahan yang menarik, yang menunjukkan bahwa migrasi laki-laki tidak selalu mengakibatkan pergeseran otoritas yang signifikan ke satu pihak.

Dinamika Pengambilan Keputusan Bersama

Apa yang membuat perubahan ini terjadi? Studi ini menyoroti beberapa faktor yang berperan dalam membentuk dinamika pengambilan keputusan bersama antara suami dan istri. Salah satu faktor penting adalah usia, di mana perempuan yang lebih muda lebih cenderung untuk terlibat dalam pengambilan keputusan bersama dengan suami mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline