Ketekunan dan daya juang tinggi para mahasiswa ternyata bisa meraih capaian yang luar biasa dan inovasi-inovasi yang dihasilkan bisa menjadi solusi permasalahan yang dihadapi masyarakat. Seperti yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Vokasi Undip yakni Hanif Wening Nissa Aulia. Mahasiswa angkatan 2020 ini yang biasa disapa Wening telah menyelesaikan sarjana terapan TRKI tepat waktu dengan mengantongi 6 Paten 4 HKI,
Wening menuturkan berkat kesabaran dan arahan Bapak Ibu Dosen Pembimbing, seperti Dr. Eng. Vita Paramita, S.T, MM. M.Eng dan Mohamad Endy Julianto, akhirya dia bisa meraih 4 HKI dan 6 Paten. HKI tersebut meliputi: no EC002023126219 (Cemilan Pedas, Gurih dan Nagih--Maqaroni Seblak MS Premium), no EC002023126217 (Jajanan Sehat RISAYO-Risol Sayur Mayo, Kezat dan Bergizi), no EC00202347568 (Distilasi 2), dan no EC00202371752 (Pervaporasi Skema 2),.
Paten sederhana yang telah didaftarkan dengan judul invensi "Proses Ekstraksi Enzimatis Senyawa Fitokimia Daun Salam Menggunakan Isolat Rumen Teramobilisasi" (Paten no S00202309590), "Formula Gel Pengharum Ruangan Alami Aroma Bergamot dan Kenanga Berbasis Karagenan dan Glukomanan" (Paten no S00202403234), "Formula Masker Rambut dari Minyak Biji Bunga Matahari (Helianthus annuus)" (Paten no S00202403230), "Metode Preparasi Adsorben Hidrogel dari Kitosan Termodifikasi Vanilin" (Paten no S00202403233), "Metode Kopresipitasi Biosorben Magnetit Termodifikasi Biji Pepaya (Carica Papaya L.)" (Paten no S00202403247), dan "Formula Serum Gel Berbahan Alami dari Daun Binahong (Anredera cordifolia)" (Paten no S00202403234), papar Wening.
Wening yang telah memiliki 16 sertifikat seperti Awarness ISO 9001; ISO 14001; ISO 45001, Internal Auditor ISO 9001; ISO 14001; ISO 45001, Job Safety Analysis (JSA), HIRADC dan sertifikat lainnya menyampaikan bahwa Capstone Design berupa prarancangan pabrik soda ash telah dibimbing oleh Bu Anggun Puspitarini Siswanto, S.T., Ph.D. Soda ash atau natrium karbonat merupakan natrium netral dari asam karbonat yang memiliki peranan penting sebagai bahan baku di berbagai industri seperti industri kaca, indusrti detergen. Permintaan soda ash dalam negeri sangat tinggi dan akan terus meningkat yang ditandai dengan adanya impor soda ash dengan jumlah mencapai 800.000 ton/tahun.
Hal ini dikarenakan belum adanya pabrik soda ash di dalam negeri. Oleh sebab itu, prarancang pabrik soda ash berkapasitas 150.000 ton/tahun direncakan untuk memenuhi kebutuhan soda ash dalam negeri. Bahan baku NaOH berasal dari PT. Asahimas Chemical dan gas CO2 dari PT. Samator Gas Cilegon. Pabrik ini akan didirikan di daerah Kawasan Industri Cilegon, Banten, terang Wening.
Wening mengungkapkan bahwa proses produksi untuk pabrik soda ash dengan menggunakan karbonasi karena memilliki kondisi operasi yang rendah, produk samping yang dihasilkan berupa air, sehingga dampak terhadap lingkungan lebih rendah. Reaksi proses produksi soda ash ini terjadi secara eksotermis di absorber dengan kondisi operasi temperatur 70 C dan tekanan 1 atm.
Hasil produk bawah absorber berupa larutan Na2CO3 dan air yang kemudian akan dievaporasi dan dikristalisasi dalam evaporator cryztallizer. Kristal soda ash yang terbentuk akan di pisahkan dari mother liquor-nya dengan alat centrifuge. Kristal soda ash di keringkan di rotary dryer pada ukuran 100 mesh dengan ball mill dan vibrating screen kemudian kristal soda ash disimpan di product storage. Unit pendukung proses terdiri dari unit penyedia dan pengolahan air, unit penyedia udara tekan, steam dan listrik. Selain itu, dilengkaoi denan unit pengolahan limbah, unit pengendali pencemaran air dan udara serta laboratorium analisa, tutur Wening.
Wening juga menambahkan bahwa bentuk perusahaan dari pabrik ini adalah perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) memiliki jumlah karyawan 312 orang dengan karyawan proses sebanyak 233 orang utnuk mengoperasikan pabrik selama 24 jam/hari dalam 330 hari/tahun. Sistem kerja karyawan berdasarkan pembagian menurut jam kerja yang terdiri atas karyawan shift dan karyawan nonshift.
Hasil analisis ekonomi diperoleh bahwa pabrik soda ash ini memerlukan investasi modal tetap (fixed capital Investment) sebesar USD 55.601.613,51 dengan modal kerja (working capital Investment) sebesar USD 33.315.804,92. Pabrik soda ash ini memperoleh POS (profit on Sales) sebelum pajak dan setelah pajak sebesar 34,07% dan 15,28%. ROI (return of Investment) sebelum pajak dan sesudah pajak 34,07% dan 25,55%. BEP dan SDP masing-masing sebesar 48,16% dan 29,90%. IRR sebesar 13,89%. Berdasarkan analisis ekonomi tersebut, pabrik soda ash dengan kapasitas 150.000 ton/tahun layak untuk didirikan dan memiliki peluang bisnis yang baik, pungkas Wening.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H