Akhir-akhir ini pemberitaan tentang kenaikan biaya pendidikan sangat marak dibicarakan oleh masyaarakat. Apalagi di Universitas Negeri yang dibangun oleh uang rakyat (uang APBN) seyogyanya biaya pendidikan bisa diminimalkan.
Meskipun demikian Rektor Undip, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si memastikan tidak ada kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) bagi mahasiswa Undip pada tahun ini. Untuk itu, dia mengimbau agar masyarakat tidak mengkhawatirkan biaya kuliah mahal dan tidak terjangkau. Bahkan Prof. Suharnomo berkomitmen agar kedepan biaya pendidikan bisa diminimalkan atau bisa gratis melalui kerjasama dengan pihak yang terkait.
Dekan Sekolah Vokasi Undip Prof. Dr. Ir. Budiyono, M.Si, menyampaikan bahwa Vokasi Undip saat ini telah menginisiasi biaya pendidikan gratis. Menyusul telah dilakukannya inisiasi kerja sama antara Sekolah Vokasi Undip dengan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) bersama Program studi Rekayasa Perancangan Mekanik (RPM) mendapat kesempatan beasiswa pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit (SDMPKS) tahun 2024.
Beasiswa ini menurut Ketua Prodi TRKI Vokasi Undip, Mohamad Endy Yulianto, pendanaannya didukung dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Program ini bertujuan mencetak generasi muda perkebunan sawit yang dapat terus secara konsisten meningkatkan industri perkelapasawitan di Indonesia dan dunia. Beasiswa meliputi biaya pendidikan, biaya hidup, buku, sertifikasi kompetensi dan transportasi dari tempat asal (pp satu kali) serta masih mendapatkan uang saku.
Seperti diketahui, inisiasi kerja sama antara SV Undip dengan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI tersebut sebelumnya, telah menghadirkan narasumber Dirjen Perkebunan Andi Nur Alam Syah, S.TP, M.T. yang diwakilkan oleh Direktur Perlindungan Perkebunan Ir. Hendratmojo Bagus Hudoro, M.Sc. dalam kuliah tamu. Kuliah tamu ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa (HM) Program Studi TRKI, terang Endy.
Endy menyampaikan bahwa Prodi TRKI terus berupaya meningkatkan inovasi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan industri saat ini dengan mengadaptasikan Kurikulum Post Milenial Berbasis Teacng Factory (TeFa). Desain kurikulum post milenial meliputi mata kuliah maupun praktikum berbasis TeFa supaya lulusannya dapat beradaptasi dan bergerak cepat menyesuaikan diri dengan tantangan dan kebutuhan dunia kerja masa kini maupun di masa depan.
Endy juga menambahkan melalui Teaching Factory (TeFa), komersialisasi produk telah dihasilkan dari peralatan laboratorium yang ada di Prodi TRKI, seperti: Smart Technology Center, Industrial Process Control Center, Industrial Biotech Center, Quality Control Engineering Center, Separation System Engineering Center, Waste Management and Water Research Center, TeFa Miniplant Biodiesel, dan TeFa Air Minum Berbasis Membran RO.
Adapun produk-produk yang telah dikomersialkan meliputi: Softener, Sabun Cuci, Silika Gel, Virgin Coconut Oil, Hydrogen Adsorbent, Encapsulated Natural Dyes Powder, Beras Analog, Bubuk Jahe Instan, Bubuk Kacang Pistachio, Keripik Pisang, Minyak Biji Bunga Matahari, Plastik Biodegradable, Air Minum dan Biodiesel. Produk-produk tersebut telah dihasilkan dari praktikum terapan dari berbagai Laboratorium yang berbasis pengembangan produk inovatif, ujar Endy.