Lihat ke Halaman Asli

Wanita, Sexy Dancer!

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_138391" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com/TPG Images)"][/caption] Gemerlapnya dunia malam tidak pernah terlepas dari kehidupan penuh dengan hura - hura. Tak terkecuali sering juga menimbulkan huru - hara. Kehidupan malam sekarang ini yang telah timbul dalam pemikiran orang awam adalah dunia gemerlap (dugem) atau clubbing. Clubbing sendiri sering memeunculkan pro dan kontra. Seiring dengan sikap dan pola hidup yang dinilai salah dari para pecinta dunia malam, yang sering disebut clubber. Minuman beralkohol dan asap rokok sudah menjadi simbol bagi clubber. Sexy dancer dan Disc Jockey (Dj), semakin meriahkan malam dengan dentuman keras dari musik yang dibawakan oleh DJ. Sering sekali, musik yang dibawakan dapat membuat tubuh para clubber bergoyang. Tak jarang mereka membawa putung rokok atau segelas air beralkohol. Para pecinta dunia malam sering sekali menggunakan pakaian yang terbuka, khususnya wanita. Begitu juga seksi dancer yang menjadi fokus perhatian, dengan pakaian yang dapat dibilang sangat minim. Para sexy dancer ini, selalu saja membuat para pria berdecak kagum dengan kemolekan tubuhnya. Banyak pria yang mendokumentasikan aksi panggung dari sexy dancer. Namun, dengan begitu para sexy dancer semakin bersemangat untuk memperlihatkan gerakan indah dari tubuhmya. Sexy dancer memang sering sekali di simbolkan dengan wanita, namun tak jarang juga dengan para pria. Namun menurut Dewi, seorang manajer sekaligus sexy dancer, sexy dancer itu memang seharusnya wanita. Pria juga bisa menjadi sexy dancer, namun pria lebih cenderung menjadi penari striptis bukan sexy dancer. Wanita bisa menjadi sexy dancer, karena sex appeal yang menarik tanpa harus berotot. Seorang sexy dancer memang harus menunjukan bahwa mereka seksi, tanpa harus menggunakan pakaian yan sexy. "Target market juga kebanyakan dituju untuk pria , jadi harus cewe yang bisa narik pria2 itu.wanita pake baju ketat aja udah bs keliatan seksi:, ujar Dewi yang sudah menjadi manajer dalam satu tahun ini. Pada seluruh tubuh seorang wanita, sebenarnya mempunyai daya pikat yang mempesona. Tetapi, hanya pada bagian tertentu saja yang dapat membuat mata pria tidak bisa berpaling. Wanita yang seksi sering kali di nilai sebagai wanita yang nakal atau wanita yang mempunyai sikap yang tidak sopan, apalagi di lingkungan Kota Jawa seperti Yogyakarta. "Sebenernya itu kembali sama pribadi masing2. Selama saya bersama dancer saya. Saya selalu meyakinkan mereka tanpa "hal2 negatif". Tapi kalau yang mau macem - macem pun sexy dancer diluar sana banyak kok yg dipake, tetapi itu kembali lagi dari masing - masing orangnya", tambah perempuan berusia 21 tahun ini. Seorang sexy dancer memang sering "di samakan", dengan wanita penggoda lainnya yang ada di club malam. Banyak juga yang membantahnya pernyataan itu, karena itu semua kembali kepada diri mereka masing - masing. Dalam dunia sexy dancer yang terpenting adalah professional diatas panggung. Pakaian yang digunakan oleh sexy dancer memang terbilang pakaian yang benar - benar mini. Itu bukan keinginan dari sexy dancer sendiri. Sexy dancer yang biasanya sebanyak tiga orang dalam sekali show ini selalu berganti kostum sesuai dengan konsep event yang ada. "Kostum memang mengikuti konsep. Biasanya kalau enggak permintaan dari client . Kita mengikuti event yang ada", ujar Dewi. Dengan fee sekitar 500 hingga 700 ribu (tiga dancer), ini mereka menggantungkan hidup. "Memang rata - rata hobby dancing dan juga menganggap sexy dance merupakan sebuah tuntutan hidup. Karena bagi mereka cuma dari disitu mereka bisa dapat uang," jelas Dewi. Para sexy dancer yang melakukan show sebanyak dua kali perform, biasanya sesy dancer selesai perform hingga pukul satu atau tiga dini hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline