Assalamu'alaikum para pembaca..
Salam Sukses...saudara saudari..
Pada artikel sebelum ini Penulis menyampaikan tentang sukses akhirat & dunia (https://www.kompasiana.com/endyfachriyadi4143/62a700cff5f32911b3537df3/sukses-akhirat-dengan-ladang-sukses-dunia ), nah pembaca kali ini sisi dunia itu akan kita coba masuki dari sudut pandang hobi. Apakah Anda pernah mendengar jagung hibrida? Yak tentu sudah tidak terlalu asing lagi bagi Anda yang gemar akan budidaya tanaman.
Just, for your information (FYI), budidaya jagung hibrida saat ini sedang trend di beberapa daerah di nusantara. Nilai ekonomi jagung hibrida pipil saat ini cukup baik ketika berhasil dipanen dan dijual ke perusahaan sehingga merupakan salah satu faktor yang menjadi trigger mengapa petani lebih memilih budidaya jagung hibrida dibanding dengan tanaman lainnya seperti padi dan kacang hijau, yaitu untuk jagung pipil bisa menyentuh harga Rp. 5.000, - per kg nya tergantung kadar air atau tingkat kekeringan jagung pipil tersebut, sedangkan padi atau gabah dihargai jauh jatuh pada harga Rp. 3.000,-. Bagaimana menurut para pembaca, cukup signifikan bukan perbedaan harganya.
Budidaya jagung hibrida menjadi salah satu hobi bagi petani atau pelaku budidaya tanaman, selain alasan mampu memberikan keuntungan yang baik, juga dari segi teknis menjadi bahan pertimbangannya, yaitu jagung hibrida dapat tumbuh di tanah yang kering dan bebatuan sekalipun. Masa tanam umumnya 3-4 bulan, jadi dalam 1 tahun bisa dilakukan 2 sampai 3 kali, saat musim hujan tiba maka terjadi pengalihan fungsi lahan atau membuka lahan baru yang dulunya hutan atau perbukitan kini berubah menjadi lahan jagung. Semoga tidak berlebihan yang membawa dampak buruk bagi lingkungan, dan semua makhluk ya para pembaca. Di satu sisi musim hujan menjadi tantangan tersendiri, mengapa demikian? hal ini karena debit air yang banyak justru tidak terlalu ramah bagi tanaman jagung, begitu juga badai angin yang bisa merobohkan batang tanaman jagungnya, kemudian saat musim hujan akan banyak hama ulat, dan pasca panen setelah dipipil hati-hati lah saat dijemur atau dikeringkan di tempat terbuka dengan bantuan sinar matahari karena beresiko terkena hujan. Hasil panen jagung yang sudah dipipil itu bila basah, lembab kemudian dijemur kembali maka jagung pipilan itu mengeluarkan akar sehingga hasil panen jagung pipil tersebut dikategorikan tidak bagus.
Untuk budidaya jagung hibrida ini idealnya dilakukan pada lahan yang luas, sehingga diperlukan modal yang cukup untuk pupuk, obat herbisida, obat anti ulat, dan tenaga kerja yang cukup saat masa tanam dan masa panen agar dapat berjalan dengan sesuai dengan perencanaan.
Di negara kita ini, menjadi petani memiliki banyak veriabel tantangannya, seperti pupuk bagi petani memang masih menjadi masalah terutama harga yang mahal dan ketersediannya terbatas. Selain itu juga tenaga kerja berkompeten yang masih belum banyak, padahal petani pengusaha ( penulis menyebut pelaku budidaya yang memiliki modal dan lahan) sudah berkontribusi bagi negara yaitu membuka lapangan pekerjaan sehingga dapat manaikkan kesejahteraan masyarakat. Semoga hobi ini membawa keberkahan bagi pelakunya ya para pembaca.
Hobi sekaligus menjadi sumber pendapatan nampaknya sangat mendukung untuk bertahan hidup di zaman sekarang, selain mengisi waktu juga sangat bermanfaat baik bagi pelaku budidaya dan maupun orang lain. Dalam agama pun mengajarkan demikian, yaitu agar kita selalu berbuat kebaikan termasuk dalam memilih hobi, haruslah memberi kebaikan bagi diri dan bermanfaat bagi orang lain.
Semoga tulisan tentang hobi budidaya tanaman jagung hibrida ini bisa memberikan informasi bagi pembaca, yaitu trend di beberapa daerah nusantara dalam budidaya tanaman, dari mulai pertimbangan nilai ekonomi saat ini, sampai pertimbangan faktor teknis secara umum. Untuk cara tanam atau faktor teknis secara spesifik tidak disertakan karena pembaca sangat mudah menemukan informasinya pada berbagai sumber lain. Terima kasih.
Selamat menekuni hobi budidaya tanaman jagung hibrida. Sukses ya.
Wassalam