Lihat ke Halaman Asli

Endro S Efendi

TERVERIFIKASI

Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Covid-19 Mereda, Kecelakaan Meningkat, Sebaiknya Lakukan Ini

Diperbarui: 22 Mei 2022   01:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Radar Surabaya

SELAMA dua tahun, terhitung sejak pandemi Covid 19 melanda bangsa ini, setiap hari selalu muncul berita pasien yang meninggal dunia akibat virus menjengkelkan itu. Kini pandemi sudah mereda. 

Presiden Bapak Jokowi bahkan sudah melonggarkan ketentuan boleh buka masker di luar ruangan, serta tanpa antigen dan PCR asal sudah dua kali vaksin. Sebagai gantinya, pemberitaan berganti dengan banyaknya korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.

Rupanya, begitu keran perjalanan dibuka lebar, hasrat untuk liburan seketika membuncah. Sayangnya, boleh jadi menyebabkan ada saja oknum pengemudi yang kejar tayang. Aji mumpung, tak lagi memikirkan keselamatan penumpang.

Pengemudi bus yang kecelakaan di jalur tol Surabaya -- Mojokerto misalnya, diduga menggunakan sabu. Sementara kasus kecelakaan lainnya diduga akibat sopir mengantuk. Baik yang diduga menggunakan sabu serta yang mengantuk, sejatinya sama-sama memaksakan diri. Yang menggunakan sabu, memaksa agar bisa terus jos saat mengemudi. Yang mengantuk, juga memaksakan diri agar bisa terus melaju sampai tujuan.

Mengantuk memang menjadi musuh utama mengemudi. Hanya dalam hitungan detik, kendaraan yang sedang melaju, bisa oleng seketika. Karena itu, kondisi ini benar-benar membutuhkan kesadaran diri yang mumpuni.

Di Kalimantan, jarak antar kabupaten atau antarprovinsi tidaklah dekat. Dari Samarinda ke Berau misalnya, yang berjarak 550 kilometer, memerlukan waktu tempuh rata-rata 14 sampai 16 jam. Ketika jalan mulus, bisa ditempuh 12 jam. Bisa dibayangkan, jika tanpa istirahat yang cukup, jelas sangat membahayakan. Belum lagi jalurnya yang berkelok-kelok, tanjakan dan turunan curam, hingga jurang di kiri dan kanan jalan.

Lantas bagaimana cara mengatasi serangan kantuk>? Saya, biasanya melakukan relaksasi singkat. Seperti beberapa waktu lalu ketika melakukan perjalanan Surabaya -- Semarang pulang pergi, via jalur tol. 

Ketika kecepatan dan kemudi mobil sudah kurang stabil, begitu ada rest area segera menepi. Rebahkan sandaran kursi dalam posisi nyaman, kemudian tarik nafas panjang dan dalam dari hidung, embuskan melalui mulut. Lakukan terus perlahan-lahan. Kemudian, niatkan dalam diri, "izinkan saya relaksasi yang dalam dan menyenangkan selama 15 menit."

Biasanya, saya langsung bablas. Karena ketika itu seorang diri, tak lupa buka sedikit kaca jendela mobil agar tidak menghirup karbon monoksida hasil buangan knalpot. Kalau mau lebih aman, matikan mesin mobil, buka sedikit kaca jendela. 

Relaksasi yang dalam dan menyenangkan selama 15 menit itu, ibarat fast charger. Pas 15 menit, biasanya benar-benar terbangun. Begitu fit, bisa langsung melanjutkan perjalanan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline