Bagi penggemar film Spiderman, pasti sepakat, besutan terbaru melalui Spider-Man: No Way Home ini merupakan yang terbaik. Alih-alih jadi film anak-anak, sejatinya film ini justru penuh pesan mendalam.
Apalagi bagi para praktisi hipnoterapi klinis seperti saya, film ini sangat-sangat menggambarkan bagaimana proses terapi menggunakan metode pikiran bawah sadar.
Selama ini, kisah Spiderman berkutat dengan bocah remaja superhero pamer aksi laga, juga fantasi penuh CGI dan mengagumkan. Kini sedikit lebih dewasa dengan kisah pergulatan batin akan pilihan hidup.
Pendewasaan dalam Spider-Man: No Way Home bukan hanya bisa dilihat dari masalah yang dibawa, tetapi juga bagaimana perkembangan karakter Peter Parker. Peter yang dibintangi Tom Holland menunjukkan proses pendewasaan menyakitkan namun penuh makna.
Dua penulis trilogi Spiderman, Chris McKenna dan Erik Sommers seolah sangat paham bagaimana ilmu pikiran bekerja. Apa yang terjadi dalam film Spider-Man: No Way Home, itulah yang dilakukan para hipnoterapis klinis seperti kami dalam membantu orang lain agar bebas dari masa lalunya yang menyakitkan.
Bobot emosi film ini melebihi dua film sebelumnya yang kental nuansa remaja ceria, ringan, penuh canda, dan fantasi. Ada pula persoalan pencarian jati diri dan cinta monyet.
Peter Parker dalam film ini bukan hanya menunjukkan arti penting dari keberadaan orang-orang tercinta di sekitarnya, seperti keluarga dan sahabat. Lebih penting lagi yaitu yakin akan kemampuan diri sendiri.
Melalui film ini, Marvel juga mengajak penonton menyelami sisi manusiawi dari para superhero. Bagaimana cara menghadapi ketakutan di masa lalu dan kekhawatiran di masa depan? Bagaimana merelakan, dan menghargai apa yang dimiliki saat ini?
Semua persoalan di film ini, persis dengan yang dialami banyak klien dan kemudian dibantu menggunakan teknik hipnoterapi klinis.
Konsep multiverse dalam Fase 4 Marvel Cinematic Universe ini, bagi yang belum paham, tentu cukup rumit dalam memahaminya. Bahkan ada yang menilai kisah ini sedikit memaksa dan pakai ilmu "cocoklogi". Padahal, lagi-lagi, inilah cara para praktisi hipnoterapi klinis bekerja membantu klien yang bermasalah secara mental.