Tanggal sudah ditetapkan, rapat terakhir sudah dimantapkan. Kehadiran Didi Kempot tentu sangat dinantikan. Sebab, artis satu ini punya keistimewaan yang luar biasa. Dengan genre tradisional, nyatanya mampu menembus selera anak milenial. Sebutan The Lord of Broken Heart itu pun layak disematkan pada pria yang sempat menggelar konser amal selama pandemi Corona ini.
Panitia konser musik di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, tentu sangat berharap bisa menghadirkan pria ini. Komunikasi yang sudah dilakukan, termasuk tanggal yang dipilih, sepertinya tidak menjadi kendala berarti.
Tapi ya itu tadi, manusia hanya bisa berencana, selebihnya ada kekuatan besar yang mampu menghentikannya. Tiba-tiba saja wabah pandemi Covid 19 hadir di bumi ini, termasuk ke seluruh penjuru Nusantara. Semua kegiatan, apalagi mengumpulkan banyak massa, harus ditangguhkan.
Sudah jelas, rencana menghadirkan Didi Kempot juga harus tertunda. Meski ditunda, harapan untuk bisa mendengarkan suara khas dengan lirik yang anti mainstream itu tetap ada. Sampai akhirnya, kabar duka itu seakan-akan sulit dipercaya. Didi Kempot harus pamit dari kehidupan ini untuk selamanya.
Rencana konser ditutup seketika. Tak perlu pakai rapat. Cukup di grup whatsapp, rencana itu dibiarkan menguap. Semua digantikan dengan untaian doa, semoga The Father of Ambyar itu bisa mendapat posisi yang terbaik di alam sana.
Kecewa sudah pasti. Namun, sobat ambyar di mana pun berada, termasuk di Berau, tentu bisa ikhlas melepas kepergian sang maestro. Biarlah Didi Kempot tak lagi ada di kehidupan nyata. Namun semua karyanya tetap bisa dinikmati sepanjang masa.
Selamat jalan....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H