Kejahatan penipuan melibatkan aktivitas perbankan hingga kini masih saja terjadi. Apalagi saat momen Ramadan, penipuan biasanya akan semakin marak, karena sang pelaku terdorong oleh keinginan untuk mendapatkan rezeki berlimpah. Sayangnya hal itu dilakukan dengan cara yang kurang tepat. Beberapa hal yang wajib diwaspadai adalah:
1. Undian
Jika tidak pernah ikut undian apa pun, kemudian mendapati pesan masuk Anda menang hadiah berupa sesuatu, patutlah waspada. Meskipun hadiah yang ditawarkan ada embel-embel Ramadan Kareem, atau berkah Ramadan. Embel-embel hadiah undian palsu menggunakan kata Ramadan memang pasti dilakukan agar mudah mempengaruhi calon korban.
Dalam ilmu teknologi pikiran, setiap orang bisa dibobol pertahanan pikiran bawah sadarnya. Jika sudah berhasil dibobol, maka perintah apa pun akan otomatis dijalankan oleh pikiran bawah sadar. Ada yang menyebut ini sebagai gendam. Namun pada prinsipnya, saat pikiran bawah sadar terbuka, maka program apa pun yang diberikan, otomatis langsung on.
Agama, adalah salah satu pelindung pikiran bawah sadar yang sangat utama. Pun sebaliknya, agama juga menjadi kunci utama jika ingin pikiran bawah sadar terbuka. Nah, kata Ramadan identik dengan agama, berbau-bau kemuliaan. Maka biasanya, bagi mereka yang pemahamannya kurang maksimal tentang aksi penipuan, dengan mudah akan tertipu dengan iming-iming undian hadiah Ramadan ini.
Jika sudah tertipu, korban akan diarahkan ke mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Alih-alih mendapatkan hadiah, yang ada uang milik sendiri yang akan dikuras.
Untuk itu, ada baiknya selalu konfirmasi jika mendapat informasi undian ke pihak perbankan. Bank Central Asia (BCA) misalnya, sudah menyediakan saluran HaloBCA di 1500 888 setiap saat agar nasabah bisa langsung konfirmasi kebenaran atas setiap informasi.
2. Kecelakaan
Selain agama, salah satu yang juga mudah menembus pertahanan pikiran bawah sadar adalah emosi intens. Baik itu sangat sedih, maupun terlalu senang. Penipu yang memanfaatkan aktivitas perbankan biasanya juga menggunakan metode ini untuk melancarkan aksinya, yakni mempermainkan emosi calon korbannya.
Ketika Anda mendapatkan kabar anggota keluarga terdekat mengalami kecelakaan parah, apa yang dirasakan? Tentu kaget dan panik. Nah, kaget disertai panik itu menandakan pikiran bawah sadar otomatis sedang terbuka lebar. Jika sudah seperti itu, logika seolah tertidur pulas, dan tidak mampu menganalisa apa yang sedang terjadi.
Seseorang yang pikiran bawah sadarnya sudah ditembus -dalam kondisi hipnosis-, otomatis akan menuruti semua perintah yang diberikan oleh penipu, tanpa berpikir benar atau tidak, masuk akal atau tidak. Semua dianggap perintah dan harus dijalankan.