Lihat ke Halaman Asli

Endro S Efendi

TERVERIFIKASI

Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Penyebab dan Solusi Mengatasi Anak Malas Makan

Diperbarui: 21 Maret 2019   15:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak susah makan.(Thinkstockphotos)

Belum lama ini, saya mendapatkan pesan pendek dari seorang ibu di Jawa Barat. Sebut saja namanya ibu Ani. Dia mengeluhkan kondisi anaknya berusia 3 tahun yang sulit makan. Bahkan, sudah sempat masuk rumah sakit beberapa kali gara-gara si anak tidak mau makan. 

Akibatnya, ibunya semakin panik dan bingung. "Bagaimana ya pak? Saya sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa?" tanyanya.

Apa yang dialami ibu Ani, lumrah terjadi. Ada saja anak yang enggan makan atau malas makan. Padahal boleh jadi anak bukannya malas makan, tapi memang belum lapar. Orang tua terkadang menggunakan "alarm" lapar miliknya, bukan menggunakan "alarm" lapar dari anaknya. Anak enggan makan bukan berarti tidak suka, boleh jadi memang "alarm" lapar anak belum berbunyi. Atau bisa juga enggan dengan tekstur makanan tertentu.

Secara alamiah, anak pasti memiliki rasa lapar. Jika sudah terasa lapar, tentu dia akan meminta makanan. Baik dalam bentuk padat atau cair. Lantas bagaimana jika anak enggan makan? Nah boleh jadi orang tua sendiri yang menjadi penyebabnya. Berikut beberapa hal yang boleh jadi merupakan penyebab anak enggan makan.

Tidak Menyenangkan

Bagi anak, boleh jadi makan adalah ritual yang tidak menyenangkan. Kenapa? Karena orangtua atau pengasuh, menjadikan proses makan adalah proses wajib. 

Coba perhatikan, tak sedikit ada anak yang langsung lari ketakutan atau menghindar ketika mendapati orangtuanya atau pengasuhnya membawa piring atau mangkok makanan. Jika sudah seperti itu, boleh jadi selama ini proses makan bukan lagi ritual menyenangkan bagi anak.

Belum lagi jika ada teriakan atau omelan. Hal itu akan membuat pikiran bawah sadar anak merekam peristiwa makan sebagai kejadian yang tidak patut diulang, dan hanya akan membuat rasa tidak nyaman semakin kuat dan meningkat.

Seiring waktu, anak memang akan mulai memberikan emosi dan perasaan pada setiap makanan. Rasa suka dan tidak suka akan tertanam di pikiran bawah sadarnya. Ada baiknya berilah muatan emosi menyenangkan pada proses makan pada anak.

Jangan sampai frustrasi dan kebingungan mencari cara dalam mengatasi anak susah makan. Yang perlu diatasi dulu adalah kedua orangtuanya, harus tetap tenang dan nyaman. Sebab biasanya, ketika si kecil terus menolak melahap makanan, suasana bisa berubah menjadi tegang. Akibatnya anak merasa "dipaksa" menyantap makanan yang tidak ia suka. 

Sementara orangtua khawatir anak kekurangan nutrisi akibat pilih-pilih makanan. Bila sudah begini, aktivitas makan pun menjadi tidak menyenangkan lagi, dan justru penuh tekanan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline