Jagat belantara maya dibuat ngakak. Salah satu pengguna Twitter mengunggah obrolannya dengan temannya yang kehilangan bra saat naik kereta komuter Jabodetabek. Sontak kabar itu mendapat tanggapan beragam. Dan ternyata, kejadian itu tidak sekali. Ada pula yang mengaku pernah mengalami hal yang sama. Namun, yang lebih sering adalah, mengaku pengait bra-nya terlepas.
Lantas, kenapa bisa terjadi seperti itu? Bukankah pakaian dalam menempel di bagian tubuh paling sensitif? Kenapa tidak terasa saat hal itu terjadi?
Saya pun sempat mendapat pertanyaan dari salah satu sahabat setelah membaca kabar heboh itu. "Jangan-jangan pelakunya seorang hipnotis kaya kamu ya?" tanya sahabat itu. Nah lho, orang yang bra lepas, kok profesi kami yang disalahkan? He he he.
Tapi tentu saya tidak marah. Saya malah memiliki kesempatan menjelaskannya. Maka, atas dasar itu pula saya mencoba menuliskan artikel ini.
Ada yang mengatakan, kondisi hipnosis adalah kondisi yang tidak sadar. Tentu saja ini kurang tepat. Orang yang tidak sadar itu sama saja dalam kondisi pingsan, tidak ingat apa-apa lagi. Nah, hipnosis adalah kondisi sadar, namun tingkat kesadarannya digunakan hanya fokus untuk hal tertentu.
Dalam kasus penumpang kereta komuter Jabodetabek yang mengaku kehilangan bra itu, nyatanya dia dalam keadaan sadar normal. Lantas, kenapa tidak terasa jika pakaian dalamnya itu terlepas? Nah, itu karena dia hanya fokus pada satu hal. Boleh jadi fokus pada keadaan penumpang yang berjubel, atau fokus pada telepon selulernya.
Coba perhatikan, berapa banyak penumpang kereta komuter yang hanya fokus pada gadgetnya. Apa pun tak dipedulikan, karena memang hanya fokus pada dirinya sendiri. Pernahkah ketika Anda mandi, tapi kemudian terasa perih. Ternyata di bagian kaki ada bekas luka entah luka tersayat atau tergores. Loh, kok baru terasa saat mandi? Kenapa waktu mengalaminya tidak terasa? Itulah kondisi hipnosis. Anda hanya fokus pada hal lain, sehingga kaki tergores benda tajam pun tak terasa.
Kedalaman hipnosis ini pun perlahan mulai digunakan di dunia medis. Saat belajar di kelas hipnoterapis klinis di Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology di Surabaya, saya diperlihatkan bukti video, seorang pasien yang sedang menjalani operasi tanpa dibius. Dalam kondisi sadar, sembari ngobrol, pasien sebelumnya dibawa dalam kondisi hipnosis. Sehingga pasien ini tidak merasakan sakit sama sekali, meski sedang menjalani operasi.
Kembali ke persoalan hilangnya bra di kereta, sebetulnya kejadiannya hampir sama dengan mereka yang kena copet. Penumpang tidak menyadari bahwa ada orang lain yang 'kreativitasnya' tinggi. Kondisi hipnosis yang dialami para penumpang secara tidak sengaja itu, dimanfaatkan oleh penumpang 'kreatif' lainnya untuk menjalankan aksinya.
Apalagi biasanya, jam pulang kantor, kondisi penumpang sudah kelelahan, alias drop. Kondisi yang lelah dengan sisa-sisa tenaga ini, memudahkan seseorang dengan cepat turun ke dalam keadaan hipnosis. Coba perhatikan, penumpang yang berdiri di kereta saja bisa tertidur, apalagi yang sudah duduk nyaman. Kondisi menjelang tidur itulah kondisi hipnosis. Tetap sadar, namun hanya fokus pada hal tertentu.
Pada saat seseorang dalam kondisi fokus pada hal tertentu, maka tidak akan merasakan apa-apa. Sama seperti pasien yang sedang dioperasi tadi. Sebuah bra bisa dengan cepat berpindah tangan jika pemiliknya dalam kondisi hipnosis.