Lihat ke Halaman Asli

Endro S Efendi

TERVERIFIKASI

Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Pengemudi Taksi yang Berisi

Diperbarui: 28 Februari 2019   13:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arif Subekti (kanan) dan penulis.

"Bro, besok jadi kah mau diantar ke bandara? Jam berapa?" Demikian pesan masuk melalui whatsapp. Namanya tertulis jelas, Arif Subekti. Dia adalah sahabat saya sejak SD dan SMP di Surabaya. Tentu saja, saya sangat gembira mendapati dia bersedia mengantar ke bandara. Sebab sebelumnya, pernah janjian hal yang sama, tapi gagal, karena dia harus mengantar tamunya ke arah Bogor, sehingga waktunya kurang pas.

"Malam ini aku ke hotelmu dulu bro, kita ketemuan," sambungnya. Untuk bisa jumpa, sepanjang perjalanan menuju tempat saya menginap di kawasan Blok M, dia rela menolak tamu yang ingin menggunakan jasanya.

Jadilah kami jumpa di sebuah hotel di kawasan Panglima Polim, Blok M, Jakarta. Resto hotel sudah tutup. Terpaksa kami ngobrol tanpa ditemani minuman. Namun obrolan mengalir santai, tak ubahnya dua sahabat yang lama tak jumpa.

Terakhir, saya bertemu hampir 10 tahun silam, sehari setelah ayahnya tutup usia. Saya sempat diantar ke makam ayahnya untuk ikut menggantungkan doa untuk almarhum. Gara-gara mencari rumahnya di kawasan Bojongsari, Depok itulah, saya jadi tahu Masjid Dian Al Mahri, alias masjid kubah emas di kawasan Depok itu.

Ingin rasanya berlama-lama, namun saya paham dia harus mencari tamu untuk mobilnya. Obrolan berlanjut ketika saya diantar ke Bandara Soekarno Hatta, keesokan harinya. Cara membawa mobilnya sangat nyaman. Kami pun sempat mampir di sebuah warung untuk sarapan, sebelum melintasi jalur tol menuju bandara.

Izinkan saya menyebut sahabat satu ini sebagai pengemudi berlian. Dia jelas bukan pengemudi biasa. Dia adalah satu di antara beberapa pengemudi berlian yang dimiliki Blue Bird.

Pria kelahiran 21 November 1978 ini memiliki kemampuan bahasa Inggris yang cukup mumpuni. Selain mengantongi ijazah sarjana hukum, juga mengantongi sertifikat ahli Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

Meski lahir di Jakarta, masa pendidikannya banyak dihabiskan di Surabaya karena mengikuti orang tuanya ketika itu. Dari mulai di SDN Dukuh Kupang III/490 Surabaya, disusul SMP 33 Surabaya, dan SMA Trimurti Surabaya. Pernah kuliah di Manajemen di STIESIA Surabaya dan disusul kuliah Psikologi di Universitas Putra Bangsa. Namun pada akhirnya lulusnya di jurusan hukum Universitas Putra Bangsa Surabaya.

Meski memiliki latar belakang pendidikan sarjana, namun Arif sempat mengenang sulitnya masuk menjadi pengemudi burung biru itu. Dia harus melalui rangkaian tes cukup rumit itu. Bahkan pernah satu kali tidak lulus hanya gara-gara sempat melampirkan ijazah sarjana hukum dan sertifikasi kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

Dia baru dinyatakan lulus, ketika ijazah yang dilampirkan hanya lembaran bukti lulus SLTA. Tak masalah. Baginya yang penting bisa kembali bekerja, untuk menafkahi istri dan empat anaknya.

Lantas kenapa saya menyebutnya pengemudi berlian? Ya, namanya berlian tetaplah berlian. Berada di mana saja, dia akan bersinar dan menjadi berlian sesungguhnya. Secara kapasitas, dia memang berlian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline