Lihat ke Halaman Asli

Endro S Efendi

TERVERIFIKASI

Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Gojek dan Peningkatan Nasionalisme, Bisakah?

Diperbarui: 30 April 2018   20:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

keprinews.co.id

Dunia telah berubah. Perkembangan informasi dan teknologi yang begitu cepat, memaksa siapa saja untuk bertransformasi mengikuti perkembangan zaman. Era disruption menjadikan mereka yang tidak peka terhadap perubahan, bisa tertinggal atau bahkan tergilas oleh perubahan yang terjadi. Modernisasi, homogenisasi, uniformitas budaya dan mengedepankan internasionalisme adalah beberapa hal yang tak bisa dibendung.

Apalagi perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, bak gelombang tsunami yang tak mampu dikendalikan. Gaya hidup yang serba mudah mendorong berbagai aplikasi muncul untuk membantu memudahkan siapa saja dalam memenuhi kebutuhannya.

Di era tanpa batas ini, aplikasi dari belahan bumi mana pun, bisa diakses di telepon pintar. Para pengguna telepon pintar ini pun seolah tak peduli, aplikasi tersebut itu buatan siapa dan dari negara mana.

Jika kondisi tersebut dibiarkan, tentu sangat mengkhawatirkan. Apalagi jika di dalam aplikasi yang dibuat dari negara lain, sengaja diselipkan ideologi lain, atau nilai-nilai yang tujuannya merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.

Selain itu ikatan bangsa juga bisa semakin luntur karena dorongan masyarakat yang lebih mengedepankan individualisme ketimbang semangat kebersamaan dan keberagaman.

Di antara banyaknya aplikasi yang bertebaran di belantara maya, sektor transportasi termasuk yang paling dibutuhkan masyarakat, terutama yang hidup di kota-kota besar di Indonesia.

Keberadaan aplikasi transportasi dalam jaringan (daring) alias online pun menjadi kebutuhan mendesak dan dipastikan tersemat di hampir seluruh pengguna telepon seluler di Tanah Air.

Aplikasi transportasi daring ini ternyata juga lebih banyak milik orang luar. Tengok saja Grab yang dibuat pengusaha Malaysia, Anthony Tan. Sementara Uber merupakan aplikasi milik perusahaan asal San Francisco, Amerika Serikat.

Lalu tidak adakah aplikasi milik anak bangsa?

Gojek, inilah aplikasi milik PT Aplikasi Karya Anak Bangsa yang didirikan Nadiem Makarim, putra Indonesia yang sebelumnya menamatkan pendidikannya di negeri Paman Sam.

Kehadiran Gojek jelas memberikan kebanggaan tersendiri bagi bangsa ini, bahwa aplikasi transportasi daring ini bisa menjadi tuan di negerinya sendiri, terlepas dari banyaknya isu miring menerpa aplikasi ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline