Lihat ke Halaman Asli

Endro S Efendi

TERVERIFIKASI

Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Pernah Dibohongi Pevita, Akhirnya Parjo...

Diperbarui: 24 Agustus 2017   15:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

source: hipwee. Foto hanya untuk ilustrasi.

Dibohongi seseorang, tentu sangat menyakitkan. Apalagi jika yang membohongi adalah kekasih hati, tentu luka yang ditimbulkan terasa semakin dalam. Itulah yang dialami Parjo (31), bukan nama sebenarnya, yang ternyata memendam luka batin sangat mendalam, hanya gara-gara dibohongi kekasihnya, Pevita (26), juga bukan nama sebenarnya.

Sudah hampir 8 tahun Parjo bekerja di sebuah percetakan di salah satu daerah di Kaltim. Dengan keahlian yang ia miliki, Parjo yang merantau dari Jawa, benar-benar menjadi karyawan kesayangan bosnya. Alhasil, Parjo pun kini menjadi kepala percetakan dan memiliki beberapa anak buah.

Namun, Parjo merasa ada yang kurang nyaman. "Saya mudah marah, dan mudah sekali tersinggung. Kalau saya sudah marah, dada rasanya sampai sakit," ucap Parjo ketika jumpa saya di ruang terapi.

Selain persoalan pengendalian emosi yang kurang baik, ada satu lagi yang sangat mengganggu dirinya. Apa itu? Parjo ternyata sangat ingin membuka usaha sendiri, membuka usaha percetakan. "Tapi saya selalu takut. Takut gagal, takut rugi, pokoknya banyak takutnya. Padahal teman-teman saya yang lain, sudah banyak yang buka usaha sendiri," bebernya.

Di sisi lain, bosnya pun ternyata tidak melarang, bahkan mendukung jika dirinya ingin membuka usaha sendiri di bidang yang sama. "Setiap kali mau memulai usaha, rasanya langsung tidak nyaman, badan jadi ngga karuan rasanya," sambungnya.

Perasaan takut memulai usaha itulah yang diputuskan oleh Parjo untuk ditangani lebih dahulu melalui sesi hipnoterapi. "Kalau boleh, sekalian sifat suka marah juga sekalian," katanya.

Sesuai ketentuan lembaga Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology, tempat saya bernaung, klien memang hanya diperboleh memilih satu masalah prioritas yang ingin ditangani. Sebab, proses hipnoterapi harus berdasarkan keinginan klien, bukan atas kemauan terapis. Namun begitu, saya pun menyanggupi, jika nanti waktunya masih mencukupi, akan dibantu untuk menangani aspek lain.

Seperti biasa, klien diberikan penjelasan detail mengenai proses hipnoterapi yang akan dijalaninya. Meski awalnya merasa ragu, karena terpengaruh tayangan hipnotis yang kurang tepat di televisi, Parjo akhirnya siap dan bersedia menjalani proses hipnoterapi untuk membantu mengatasi masalahnya, yakni takut memulai usaha.

Dengan mudah, Parjo dibimbing masuk ke kondisi relaksasi pikiran yang dalam dan menyenangkan. Setelah berada di kedalaman pikiran bawah sadar yang presisi, barulah dilakukan hipnoanalisis terhadap persoalan yang dialami Parjo.

Ternyata, ada beberapa kejadian yang menyebabkan Parjo mulai merasa takut menjalankan bisnis. Dari rentetan kejadian tersebut, berhasil dijumpai akar masalah yakni ketika Parjo baru masuk SMA. Ketika itu, Parjo berkenalan dengan wanita, temannya satu kelas. Wajahnya cantik dan imut, hampir mirip dengan artis cantik Pevita Pearce.

Terlanjut jatuh hati pada pandangan pertama, Parjo pun memberanikan diri untuk mengajaknya bertemu saat malam minggu, sembari nonton di salah satu pusat perbelanjaan. Gayung bersambut, ternyata Pevita mengangguk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline