Lihat ke Halaman Asli

Endro S Efendi

TERVERIFIKASI

Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Copas Ucapan Lebaran, Ngga Malu Sama Afi Nihaya?

Diperbarui: 25 Juni 2017   23:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: seleb.fajar.co.id

Begitu Ramadan berakhir, seketika kalimat Selamat Idulfitri dan saling bermaafan, bertebaran di media maya. Yang unik, meski pengirimnya berbeda-beda, ada untaian kata dan kalimat yang sama, bertebaran silih berganti. Entah siapa yang membuatnya pertama kali. Yang jelas, kalimat itu sudah barang tentu hasil copy paste alias copas sana sini. Memang, ini hanya kalimat bermaafan, tapi bukankah tetap saja namanya menjiplak?

Jika sebelumnya banyak yang mengenal metode ATM alias amati, tiru, modifikasi, namun kini yang terjadi adalah ATS alias ambil, tiru, seutuhnya. Sekali lagi, memang untaian kata dan kalimat itu tidak jelas siapa pemiliknya dan siapa pembuatnya pertama kali. Sebab bagi pembuatnya, tentu patut berbangga karena hasil karyanya menjadi viral karena digunakan banyak orang. Tapi ini hanya kebanggaan semu, karena memang publik tidak mengenal si pembuatnya.

Saya lantas teringat dengan Afi Nihaya, remaja yang sempat dihujat habis-habisan karena tulisan yang sempat dipuja hingga membawanya ke istana negara, nyatanya merupakan hasil copas dari media sosial. Lantas, kenapa di hari yang suci ini, aktivitas copas itu dianggap lumrah?

Mereka yang kini copas kalimat ucapan saling bermaafan, apa ngga malu dengan Afi? Jelas tidak malu wong pelakunya pasti sudah punya begitu banyak rangkaian kata dan kalimat untuk membantah dan menyangkalnya.

Namun, inilah seninya hidup di zaman yang serba digital. Hujatan dan pujian bisa berganti seketika dalam sekejap mata . Seketika disanjung, seketika juga bisa ditenggelamkan ke lubang berlumpur penuh kotoran.

Selebritas yang muncul di media sosial, umurnya memang tidak pernah panjang dan lama. Begitu banyak orang yang populer di media sosial, seketika juga bisa lenyap tak berbekas. Tanpa kapasitas yang jelas dan mumpuni, kepopuleran itu hanya akan menjadi popularitas semu belaka.

Poin dari tulisan ini sebenarnya adalah, perlunya melakukan telaah dan menyimak segala hal dengan jelas, barulah berkomentar. Sementara yang umumnya terjadi, orang terkadang hanya membaca judulnya, tanpa melihat isinya. Semua informasi langsung ditelan, tanpa dikunyah terlebih dahulu.

Demikianlah kenyataanya. (*)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline