Lihat ke Halaman Asli

Endro S Efendi

TERVERIFIKASI

Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

“Horeee, Akhirnya Bisa Makan di KFC Bareng Raditya”

Diperbarui: 7 Agustus 2016   23:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah selama 6 tahun tak pernah makan nasi, untuk pertama kalinya Radit akhirnya bisa makan nasi di gerai KFC ini.

Makan di Kentucky Fried Chicken (KFC) adalah salah satu hal yang cukup istimewa bagi keluarga M. Fadli. Maklum, di tempat tinggal asalnya di Kabupaten Berau – Kalimantan Timur, tidak ada gerai resto siap saji ini. Jika ingin menikmati ayam tepung yang sudah tersohor di seluruh penjuru bumi ini, mau tidak mau harus ‘mengungsi’ ke kota atau bahkan ke provinsi lain.

Yang cukup dekat misalnya ke Tarakan, provinsi Kalimantan Utara. Bisa naik pesawat selama 20 menit, atau melalui jalur darat ke Tanjung Selor Kabupaten Bulungan selama hampir 3 jam perjalanan, kemudian lanjut dengan speed boat ke Tarakan, selama 1 jam 30 menit.

Pilihan lain, harus ke Samarinda, ibu kota Kaltim, yang harus ditempuh selama 12 jam perjalanan darat. Benar-benar istimewa bukan?

Terkadang, meski sudah jauh-jauh ke Samarinda, demi menikmati momen makan bersama dengan menu yang jarang ada di daerah asal, masih ada lagi hal lain yang mengganjal. Apa itu? Ya, anak dari pasangan M. Fadli dan Muhairiyah yang bernama M Raditya, sejak usia 2 tahun tidak mau makan nasi. Inilah yang membuat momen makan bersama menjadi ada yang terasa kurang.    

“Sejak usia 2 tahun, benar-benar tidak mau makan nasi,” kata Muhairiyah, ibunda Raditya. Jika makan bersama, yang dimakan hanya lauknya saja, tanpa nasi. Terkadang hanya makan roti. Hal inilah yang membuat pasangan dengan tiga anak ini merasa was-was dan khawatir. Ia tidak ingin kesehatannya terganggu akibat sama sekali tidak mau makan nasi.

Berbagai upaya pun dilakukan oleh pasangan ini agar anaknya mau makan nasi. Dari mulai ke dokter, konsumsi berbagai vitamin, hingga upaya lain. Pendek kata, apa pun dilakukan agar si kecil yang usianya beranjak 8 tahun ini mau mengonsumsi nasi.   

Hingga suatu ketika, sang ayah membaca postingan artikel tentang hipnoterapi yang membuktikan seseorang yang sudah 11 tahun fobia nasi, namun kemudian mau makan nasi.

Ikhtiar pun kembali dilakukan. “Tak ada salahnya mencoba,” kata Fadli. Dari daerah asalnya, keluarga ini pun sengaja menempuh jarak 550 kilometer membawa putra mereka ke Samarinda, ibu kota provinsi, untuk menjalani sesi hipnoterapi. Tujuannya supaya anak pertama dari tiga bersaudara ini mau makan nasi.

Bertepatan dengan momen 1 Januari 2016, awal tahun baru, Radit menjalani sesi terapi bersama hipnoterapis Endro S. Efendi, C.Ht., CT. yang merupakan hipnoterapis lulusan Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology (AWGI).

Radit yang memang ngefans dengan novelis sekaligus komika terkenal Raditya Dika ini ternyata memang memiliki trauma saat usia 2 tahun dengan nasi. Bocah ini mengaku mual setiap kali makan nasi. Sesi hipnoterapi selama 10 menit akhirnya berhasil.

Usai terapi, Radit tersenyum lebar, dan segera menghampiri kedua orang tuanya. Tanpa ada perasaan takut atau was-was, Radit langsung menyuap sendiri butiran nasi yang diberikan oleh terapis, ke mulutnya. “Enak,” katanya sembari terus menguyah. Adik Radit, Azzahra Radisty Fadya, yang menyaksikan adegan itu langsung kaget, tubuhnya pun hampir terloncat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline