Lihat ke Halaman Asli

Endro S Efendi

TERVERIFIKASI

Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Satu Tahun Sakit Kepala Gara-gara Dibohongin Pacar

Diperbarui: 4 Februari 2016   17:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kamis (4/2) pagi tadi, sebuah pesan pendek masuk ke telepon seluler saya. Ternyata ini dari klien yang bulan lalu datang dengan keluhan sakit kepala. Pesan pendek ini dikirim oleh ibunya klien. Pesan pendek itu mengabarkan bahwa anaknya tidak lagi mengalami sakit kepala. 

Ya, wanita berusia 23 tahun ini sebelumnya memang mengeluh kepalanya sering sakit. Sudah hampir tiga bulan klien merasakan sakit kepala tersebut. Meski sudah beberapa kali ke dokter, nyatanya tak ada perubahan berarti.

Bahkan, klien ini pun sempat terbang ke Singapura untuk menjalani medical check up yang lebih lengkap. Hasilnya juga idem dito. Tidak ada masalah berarti pada kepalanya. Kesimpulan dokter, sakit kepala yang diderita bukan sakit medis.

Oleh dokter keluarganya di Samarinda, kemudian direkomendasikan untuk ditangani melalui hipnoterapi. Dokter tersebut kemudian menghubungi saya, untuk meminta jadwal yang kosong.

Saat datang ke tempat saya, klien yang ditemani ibunya ini, membawa serta hasil rekam medis dari Negeri Singa tersebut. Klien kemudian memberikan penjelasan bahwa indikator yang ada di hasil medical check up itu, seluruhnya normal.

Sesuai protokol Adi W. Gunawan Institute (AWGI), saya kemudian memberikan penjelasan awal terkait psikosomatis, yakni sakit yang berasal dari emosi. Sebab, jika secara medis tidak ditemukan penyebab, patut diduga rasa sakit yang muncul diakibatkan oleh pikiran.

Setelah klien memahami apa itu psikosomatis, termasuk memahami alur hipnoterapi, klien pun bersedia menjalani sesi terapi. Tak sulit membimbing wanita ini untuk masuk ke kondisi kedalaman pikiran tertentu.

Dari hasil hipnoanalisis, ternyata ada akar masalah yang menjadi penyebab sakit kepala klien. Apa itu? Ternyata dua tahun yang lalu, klien sempat berantem dengan pacarnya.

Sang pacar ternyata berbohong. Izin ke klien untuk bermain futsal, tapi nyatanya jalan dengan temannya, seorang laki-laki dan satu lagi perempuan. Kehadiran seorang perempuan itulah yang membuat klien marah dan sakit hati. Apalagi, klien merasa dongkol akibat dikadalin.

“Ketahuannya waktu dia pulang dari jalan bareng temannya itu, dia jatuh dari motor. Pas saya jenguk ke rumah sakit, akhirnya dia ngaku kalau dia ngga main futsal, tapi jalan sama teman-temannya,” beber klien saat pikiran bawah sadarnya diajak berkomunikasi. Kejadian inilah yang ternyata menjadi akar masalah utama, di samping ada beberapa kejadian lain yang menjadi penguat psikosomatis dari klien.

Proses restrukturisasi pun dilakukan. Dengan teknik khusus, emosi atas kejadian ini pun dihapuskan secara nyaman dan permanen. Hasilnya, kurang dari lima menit, klien pun merasakan sangat lega. Kepalanya terasa langsung ringan dan tidak lagi terasa sakit.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline