Lihat ke Halaman Asli

Disruption, Sebuah Inovasi dalam Bisnis

Diperbarui: 4 Juni 2021   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara masalah ekonomi, maka tak terlepas dari sosok Rhenald kasali. Beliau dikenal sebagai guru besar fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Indonesia. Di samping itu, beliau juga dikenal sebagai tokoh pelopor rumah perubahan. Yaitu suatu wadah yang menaungi para kaum muda untuk turut berperan aktif terhadap perubahan social yang terjadi di negeri ini khsusunya masalah ekonomi yang kerap kali berubah karena factor factor yang tak tersadari.

Dinamika kehidupan manusia tidaklah berjalan lurus sebagaimana apa yang mereka pikirkan. Begitu halnya dengan dinamika ekonomi bisnis. Bagi pengusaha, keuntungan tidaklah menjadi nilai mutlak dalam berbisnis. 

Adakala mereka merugi, dan adakalanya mereka untung. Sebuah system yang baik adalah system yang dapat menyesuai dengan tuntunan zaman dan dapat dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat. Maka, filosofi roda berputar sejatinya sesuai dengan mekanisme kehidupan pengusaha. Seorang pengusaha haruslah memiliki inovasi dan kreatifitas dalam menciptakan system yang baik dalam berbisnis. Agar produk- produk mereka bisa tetap eksis dan bertahan di tengah- tengah masyarakat.

Maka bagi para incumbent, harus selalu waspada akan munculnya produk- produk baru. Suatu gerakan massif yang tak terlihat menjadi musuh bagi para incumbent. Mereka bergerak seakan akan terbebas dari aturan aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Bahkan regulator hanya duduk terdiam tak bisa membendung pergerakan mereka. 

Hal ini yang sering dikeluhkan oleh para incumbent, karena secara aturan, para incumbent masih terlibat rumit dibanding dengan para pendatang baru. Dan secara realita, para incumbent masih lemah terhadap ancaman pendatang baru. Siapa pun yang bermental penumpang dan menunggu akan semakin cepat tergusur dari siklus yang ada.  

Perihal di atas, adalah bentuk dari disruption. Dan pertanyaannya, apa itu disruption?

Disruption adalah sebuah inovasi. Inilah inovasi yang akan menggantikan seluruh system lama dengan cara cara baru. Disruption berpotensi mengagantikan pemain pemain lama dengan yang baru. Disruption menggantikan teknologi lama yang serba fisik dengan teknologi digital yang menghasilkan sesuatu yang benar- benar baru dan lebih efesien, juga lebih bermanfaat. Mengutip kata- kata dari Clayton Christenses bahwa disruption menggantikan pasar lama industry, dan teknologi serta menghasilkan suatu kebaruan yang lebih efesien dan menyeluruh. Ia bersifat destruktif dan creative.

Blue bird dan nokia merupakan beberapa produk yang mengalami kemunduran dalam persaingan usaha. Hal ini dikarenakan adanya system yang lebih baik dibandingkan dengan system yang mereka tawarkan. Blue bird seakan akan hanya menjadi penonton bagi pendatang baru. Bahkan di tahun 2016, pendapatan mereka turun dratis dibandingkan dengan tahun- tahun sebelumnya. Hal itu disebabkan berpindahnya minat masyarakat dari transportasi konvensional ke transportasi online. 

Selain murah, pelayanan trasnportasi online juga lebih menjanjikan dibanding dengan transportasi konvensional. Begitu pula dengan nokia, penjualan mereka juga mengalamai penurunan. Adanya androit menjadi salah satu factor menurunnya penjualan produk nokia. Dari kedua contoh ini, dapat disimpulkan bahwa kejayaan pengusaha tak selamanya stagna di atas.

Kalau mau diperinci, ada beberapa pendatang baru yang kian membesar. Seperti di bidang e commerce ada buka lapak, tokopedia. Kedua pemain ini berperan sebagai pihak yang mempertemukan antara para pelaku UMKM dengan para konsumen yang sedang mencari barang. Harus diakui, secara produksi UMKM, bangsa ini cukup baik. Namun secara pemasaran, masih sangar kurang. Maka, peran e commerce seakan akan menjadi jawaban atas doa- doa bagi para UMKM. 

Siapa yang melek teknologi, dia lah pemenangnya. Mungkin inilah kenyataan. Semua bergerak cepat. Kecepatan nya pun hampir tidak bisa dirasakan, apalagi dilihat. Dan ini hanya disadari oleh kaum milineal. Mereka bekerja hanya bermodal gadget atau laptop dengan ditambah wifi dengan kapasitas yang memadai. Maka tak heran, jika kehidupan era milenial sekarang sangat dekat dengan gadget.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline