Lihat ke Halaman Asli

Oasis Diteriknya Matahari Cirebon

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1415094004849021587

Bagi Anda yang pernah datang ke kota pelabuhan yang terkenal dengan sebutan kota udang ini, Anda akan tau betapa panasnya suhu di kota ini.
Aku dan teman-teman dari Jakarta baru saja datang ke kota ini, tujuan utamanya sih menengok seorang sahabat yang baru saja melahirkan putra pertamanya, tujuan sekundernya tentu aja jalan-jalan menikmati suasana kota dan tentu kulinernya yang terkenal sangat lezat. Empal gentong, nasi jamblang, tahu gejrot, mie koclok dll, engga tau deh leluhur orang Cirebon siapa sampai bisa menghasilkan makanan khas yang unik dan enak begini.
Dengan menggunakan kereta api dari Gambir, kami turun di stasiun Cirebon. Menyempatkan diri untuk makan siang nasi jamblang Mang Dul yang konon terkenal, kemudian naik angkot lagi ke rumah teman untuk meletakkan barang kami yang lumayan berat, maklum cewek semua, judulnya backpackeran tetap aja untuk perlengkapan make up sendiri udah bikin beban hahahha...
Setelah istirahat, melihat baby dan basa basi sebentar dengan sahabat kami yang asli Cirebon itu, aku dan teman-teman pamit untuk ngebolang lagi di kotanya. Bersyukur dia abis melahirkan, jadi engga ikut nganter, kalau dia ikut sih bakal engga jadi ngebolang karena dia pasti maksa pergi dengan menggunakan mobilnya. "Sengsara"nya jadi engga dapet gitu, beda kalau kita perginya dengan menggunakan becak, angkot, serasa lebih menjiwai kota yang kita singgahi.
Jadilah kita berangkot dan berbecak ria menelusuri Cirebon. Sebenarnya kemana-mananya kehitung dekat, tapi panasnya itu loh yang bikin ngos-ngosan. Salah satu tujuan yang aku dan kawan-kawan ingin datangin adalah keraton Kasepuhan. Karena kami berempat jadi membutuhkan dua becak, kami sempat cari-carian karena 2 abang becak ini menurunkan kami ditempat yang berbeda, dan syukurlah dengan bantuan HP kami bisa berkumpul di tempat jual gorengan dan serabi. Ajaib, gorengan Cirebon aja rasanya enak lo hahahhaa...
Masuk ke museum Kerata Barong di halaman keraton kami disambut guide yang menjelaskan mengenai apa-apa saja di museum. Setelah itu kami dianjurkan untuk berjalan di belakang museum karena di sana ada sumur keramat, kami pun menuju kesana, namun kami mengurungkan niat masuk ke sana karena guide menawari kami untuk berdoa di sana dan akan dipanggilkan arwah penunggu situ, mohon maaf deh kami termasuk golongan orang penakut untuk masalah seperti ini hehehhe...
Kami pun berempat iseng jalan-jalan ke daerah belakang Kasepuhan. Dan pandangan kami terpukau, di panasnya cuaca Cirebon, kami menemukan tempat yang hijau membentang nan menyejukkan mata dan hati. Seperti menemukan sumber mata air di gurun sahara. Seperti minum air sejuk pegunungan di saat dahaga hahahha... lebay memang, tapi beneran kami terkejut menemukan temapt hijau-hijau di sana. Dan akhirnya di sanalah kami memutuskan untuk rehat sejenak sambil tetap aja foto-foto. Nah oleh-olehnya silakan lihat foto-foto kami yah, tadinya mau diupload yang engga ada kami, tapi ternyata cuma nemu 1 hahahhaha.... Jadi silakan abaikan para model untuk menikmati hijaunya Cirebon ini.

14150941022132239384

14150941952045045755

14150943231341425844

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline