Lihat ke Halaman Asli

Simak Informasi Singkat Mengenai Vaksin Sinovac

Diperbarui: 12 Desember 2020   08:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Muchlis Jr - Sekretariat Presiden

Jakarta - Presiden Jokowi mengumumkan kalau vaksin dari Sinovac, CoronaVac, sudah hadir di Indonesia dengan dosis sebesar 1,2 juta. Presiden Jokowi juga menyebutkan bahwa vaksin ini akan datang berkala sampai di tahun 2021. Nantinya, vaksin tersebut akan disimpan di kantor pusat Bio Farma di Bandung.

Kenapa Indonesia memilih Sinovac?

Vaksin ini dipilih karena persyaratan penyimpanan yang lebih mudah dibanding dua vaksin lainnya, Pfizer-BioNTech dan Moderna. CoronaVac hanya perlu disimpan pada ruangan dengan suhu 2-8 derajat celcius, sedangkan Moderna perlu disimpan pada suhu -20 derajat celcius. Pfizer-BioNTech bahkan memerlukan suhu di bawah kedua vaksin tersebut, yaitu -70 derajat dimana angka itu melebihi dinginnya Antartika saat musim dingin.

Syarat lain yang mampu dipenuhi dari Bio Farma, selaku perusahaan yang bertanggung jawab atas vaksin tersebut, yaitu CoronaVac ini bekerja dengan cara menggunakan partikel-partikel virus yang sudah mati, kemudian dipaparkan ke imun tubuh manusia tanpa menimbulkan resiko yang serius. 

"Sinovac menggunakan metode pembuatan vaksin yang lebih tradisional yang sudah digunakan di banyak vaksin seperti pada vaksin rabies," ujar Associate Professor dari Nanyang Technological University, Luo Dahai, kepada BBC. 

Menurut Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, Bio Farma sudah menguasai cara kerja vaksin seperti CoronaVac.

CoronaVac Sejuah Ini...

Pfizer-BioNTech dan Moderna sudah mengumumkan hasil uji klinis tahap ketiga mereka, dengan tingkat efektifitas mencapai angka  95%. Sedangkan, vaksin Sinovac belum merilis hasil data hasil uji klinis tahap ketiga. Sejauh ini, menurut jurnal ilmiah The Lancet , baru ada hasil uji klinis tahap pertama dan tahap kedua dirilis. CoronaVac yang sudah sampai di Indonesia ini akan kembali diuji klinis pada tahap ketiga.

Hasil uji klinis tahap ketiga ini nantinya akan diserahkan kepada BPOM pada minggu pertama Januari 2021, kemudian hasil dari efikasi CoronaVac ini akan diumumkan pada minggu ketiga Januari 2021. Kepala BPOM sendiri, Penny K. Lukito menyebutkan bahwa diperlukan hasil uji klinis tahap 1, 2 dan 3 agar bisa dijadikan penghitungan efikasi CoronaVac.

Indonesia bukan pemesan satu-satunya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline