Lihat ke Halaman Asli

Endik Deni Nugroho

Lecture / Universitas Nahdlatul Ulama Pasuruan

Inovasi BIOSAKA Jadi Solusi Pertanian Berkelanjutan, UNU Pasuruan Berdayakan Petani Milenial Pohjentrek

Diperbarui: 26 Januari 2025   13:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Shaddiqah Munawaroh Fauziah, M.Si, memberikan pengenalan tentang Biosaka.

PASURUAN - Program Studi S1 Pendidikan Biologi Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Pasuruan menggelar kegiatan pengabdian masyarakat berupa sosialisasi pembuatan BIOSAKA untuk petani milenial se-Kecamatan Pohjentrek, Pasuruan. Kegiatan yang diselenggarakan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Pohjentrek pada Minggu (15/12/2024) ini bertujuan mendorong pertanian ramah lingkungan di kalangan generasi muda.

Kaprodi S1 Pendidikan Biologi UNU Pasuruan, Kameliah Mushonev, M.Si., mengatakan kegiatan ini merupakan upaya strategis dalam memberdayakan petani milenial. "Kami melihat potensi besar dari generasi muda dalam mengembangkan pertanian modern yang berkelanjutan. Melalui program ini, kami berharap dapat memfasilitasi transfer teknologi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi masa depan pertanian di Pohjentrek," jelasnya.

Shaddiqah Munawaroh Fauziah, M.Si., dosen Pendidikan Biologi yang menjadi narasumber utama, memaparkan secara detail tentang BIOSAKA dan manfaatnya bagi pertanian. "BIOSAKA adalah inovasi pupuk organik yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian secara signifikan. Teknologi ini mengintegrasikan bahan-bahan alami yang mudah didapat dengan proses pengolahan yang efisien," ungkapnya

Dalam sesi sosialisasi dan praktik nanti dipertemuan selanjutnya, peserta diajak untuk membuat BIOSAKA secara langsung dengan panduan detail dari tim pengabdian. "Kami mengajarkan mulai dari pemilihan bahan baku, proses fermentasi, hingga teknik aplikasi yang tepat di lahan pertanian. Harapannya, setelah pelatihan ini, para petani dapat memproduksi BIOSAKA secara mandiri," tambah Shaddiqah.

Kegiatan yang melibatkan tiga mahasiswa Pendidikan Biologi ini juga mencakup diskusi interaktif tentang tantangan pertanian modern. Para peserta aktif mengajukan pertanyaan seputar efektivitas BIOSAKA dibandingkan pupuk kimia konvensional dan strategi implementasinya di lapangan.

Chairil, salah satu Penyuluh petani milenial peserta sosialisasi mengaku terkesan dengan inovasi ini. "Selama ini kami masih bergantung pada pupuk kimia. Dengan adanya alternatif BIOSAKA yang ramah lingkungan dan terjangkau, kami optimis bisa mengembangkan pertanian yang lebih berkelanjutan," ujarnya.

Chairil Menambahkan penguatan aplikasi Biosaka.

Program pengabdian masyarakat ini juga mendapat dukungan dari pihak BPP Pohjentrek. Kepala BPP Pohjentrek menyatakan bahwa inovasi seperti BIOSAKA sangat dibutuhkan untuk mendukung program pertanian ramah lingkungan di wilayahnya.

"Kami berharap kolaborasi dengan UNU Pasuruan dapat berlanjut untuk program-program serupa di masa mendatang. Pengembangan pertanian berkelanjutan membutuhkan sinergi antara akademisi, praktisi, dan petani," pungkasnya. Program ini menjadi langkah awal dalam upaya modernisasi pertanian sekaligus pelestarian lingkungan di wilayah Pohjentrek, Pasuruan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline