Lihat ke Halaman Asli

Endhy GW

Kembali menulis

Biasakan Membaca Kandungan Kalori per Kemasan Makanan dan Minuman

Diperbarui: 6 Januari 2021   19:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber ilustrasi: via neolifeclinic.com

Sebagian besar masyarakat kita tidak terbiasa membaca keterangan pada produk kemasan, entah itu makanan ataupun minuman. Karena iklan yang cukup gencar melalui media cetak dan elektronik, membuat masyarakat dengan mudahnya membeli dan mengkonsumsi produk kemasan tersebut. 

Seperti pada umumnya orang tua yang selalu membelikan anaknya kudapan favorit atau minuman ringan kesukaan, hanya berdasarkan kebiasaan atau bahkan karena si buah hati yang terlalu menyukai sehingga para orang tua selalu menyediakan kebutuhan tersebut, terlepas dari sehat atau tidaknya.

Begitu banyak kasus obesitas yang menghantui negara Amerika Serikat, anak-anak yang masih bersekolah menjadi korban dari produk-produk makanan cepat saji dan kudapan yang mengandung kalori tinggi. Hal ini tidak lepas dari pola makan yang dijalani sehari-harinya, di samping kurangnya aktivitas gerak di luar sekolah. 

"American Diet" secara khusus menunjukkan betapa tinggi kandungan kalori pada produk burger dan coke. Ketidakseimbangan antara kalori yang masuk ke dalam tubuh dengan kalori yang dihasilkan tubuh, menyebabkan kandungan lemak berlebih yang berujung pada obesitas.

Pada dasarnya kalori dibutuhkan oleh tubuh untuk bergerak atau beraktivitas, tentunya jika kandungan kalori tersebut seimbang. Kalori pertama kali didefinisikan oleh Nicolas Clment pada tahun 1824 sebagai unit energi panas dan masuk ke dalam kamus bahasa Prancis dan Inggris antara tahun 1841 dan 1867. Istilah kalor berasal dari bahasa Latin calor yang berarti "panas". 

Dalam konteks nutrisi, kilojoule (kJ) adalah Satuan Internasional untuk energi makanan, meskipun kilokalori masih tetap jamak digunakan. Dalam konteks ini sering muncul kebingungan. Istilah kalori sangat sering digunakan untuk sesuatu yang seharusnya kilokalori energi nutrisi. 

Kadang-kadang, dalam suatu kasus untuk memecah kebingungan, penulisannya diubah sedikit menjadi Kalori (dengan "K" huruf besar) sekadar mencoba untuk membedakan, meskipun hal ini tidak universal, dan tidak banyak dipahami. 

Untuk memfasilitasi perbandingan, sering kali dikutip energi spesifik atau nilai kerapatan energi, contohnya "kalori per saji" atau "kilokalori per 100 g". Prasyarat nutrisi atau asupan sering kali dinyatakan dalam kalori per hari.

Kalori dihasilkan dari dari asupan makanan ringan dan minuman kemasan yang sering kita temui dimana saja, di pasar, mini market, hingga super market. Dan mungkin anda akan sangat tercengang mengetahui kandungan gula pada setiap produk seperti ilustrasi di bawah ini..

Jika anda termasuk salah satu dari masyarakat Indonesia yang menyukai produk-produk sejenis, maka penulis menyarankan untuk segera mengubah pola makan yang lebih baik. 

Mengganti asupan gizi dan kalori yang seimbang bagi tubuh akan membuat diri anda menjadi lebih sehat dan tentunya terhindar dari ancaman Diabetes yang merenggut banyak nyawa masyarakat di Indonesia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline