Lihat ke Halaman Asli

Untukmu Ibu

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jejak malam belum usaiApa kau masih menari?Aku terbangun diantara bunyi lubang kunciaku tahu itu kau. Ibu.Angin membawa aromamuIngin rasanya aku tertidurTak melihatmu malam iniPerlahan. Tapi mendesahAku begitu kenal degup jantungmu.Penuh kasih sayang. Meski takdir melawannyaAku tahu itu. IbuUntukmu. IbuAku selalu terbangun.Mengirup anggur yg meleburkan gincumuMenyaksikan adegan penguntil toko yaJejak malam belum usai
Apa kau masih menari?
Aku terbangun diantara bunyi lubang kunci
aku tahu itu kau. Ibu.
Angin membawa aromamu
Ingin rasanya aku tertidur
Tak melihatmu malam ini. tapi,
Perlahan. Tapi mendesah
Aku begitu kenal degup jantungmu.
Penuh kasih sayang. Meski takdir melawannya
Aku tahu itu kau. Ibu
Untukmu. Ibu
Aku selalu terbangun.
Mengirup anggur yg meleburkan gincumu.
untukmu ibu. hari ini. diwaktu ini. "selamat hari ibu"
ingin aku memeluk tubuhmu. menikmati hangatmu. mengecup keningmu. dan membisikan itu. penuh mesra. atas nama kasihmu.
bukan seperti lelaki lelaki tua itu yang meninggalkan jejak diselangkanganmu.
tapi selaku aku. anakmu.
baca ini ibu.
ini hari rayamu. hari besarmu. tidakkah kah kau bisa menghabiskannya bersamaku. hanya berdua.
untukmu ibu. saat ini aku membutuhkanmu.
tersebab aku tidak bisa memberimu banyak hal. terkecuali ini. keinginanku bersamamu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline