kutulis ini dengan sebuah bingkai merah merenungi keketiadaan ku; tentangmu kau yang selalu mendengar keluh ku kau yang selalu menemani tawa ku kau yang selalu memanah sayapku ketika aku jauh terbang meninggalkanmu rasa ku menyatu bersamamu asa ku telah terpaut padamu kita sahabat ; kawan! selama ini hanya ku simpan semua masa-masa kita bersama dalam kejamnya jalanan kota kita pernah disana; disatu masa saat kita menertawakan manusia-manusia kota kini tak kusangka; kau meninggalkan ku tinggalkan semua harap yang telah kita rangkai bersama di natsuhiboshi sana Tuhan, mengapa; Kau mengambil tawaku Kau mengambil semangatku malam ini hanya dapat ku pandangi deburan ombak merah tuk mengenangmu ;sahabat terbaikku ;semangat dan tawaku rasa ini masih tersimpan untukmu Ku berharap kau melihatku dari tempat terindahmu ; sahabatku!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H