Lihat ke Halaman Asli

Ende Widiyana

Akademisi

Implementasi Pelibatan Masyarakat dalam meningkatkan Kualitas Pendidikan Berdasarkan Instrumen Akreditasi Satuan Pendidikan di MTs Al-Barkah Cianjur

Diperbarui: 12 Juli 2024   21:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Gambar Dokpri

Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan dalam rangka untuk mengatasi permasalahan pendidikan yang semakin kompleks walaupun tidak jarang dalam implementasinya kebijakan tersebut tidak berjalan sesuai dengan harapan. 

Masalah mutu pendidikan masih menjadi kendala yang belum dapat terpecahkan. Rendahnya mutu lulusan, mutu pengajaran, bimbingan dan latihan dari guru serta mutu profesionalisme guru menjadi perkerjaan rumah pemerintah sampai saat ini. 

Rendahnya mutu-mutu tersebut berakar dari permasalahan yang terkait dengan mutu manajerial para pimpinan pendidikan, keterbatasan dana, sarana dan prasarana, fasilitas pendidikan, media, sumber belajar, iklim sekolah, lingkungan pendidikan, serta dukungan dari pihak-pihak terkait dengan pendidikan (Syaodih dkk, 2006:8).

Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membangun sebuah masyarakat yang berkualitas dan berkelanjutan. Untuk mencapai standar pendidikan yang optimal, keterlibatan aktif masyarakat dalam proses pendidikan menjadi sangat penting. Konsep ini tercermin dalam Instrumen Akreditasi Satuan Pendidikan (IASP) tahun 2020, yang menegaskan pentingnya pelibatan masyarakat sebagai salah satu aspek penilaian kualitas pendidikan sebuah lembaga. 

Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Barkah di Cianjur adalah salah satu lembaga pendidikan yang berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pelibatan masyarakat. Pelibatan masyarakat melibatkan berbagai pihak, termasuk orang tua, wali murid, komunitas lokal, dan komite sekolah, dalam mendukung dan memperkuat upaya-upaya pendidikan. Implementasi konsep pelibatan masyarakat ini memiliki dampak yang signifikan pada peningkatan kualitas pembelajaran dan keseluruhan pengalaman pendidikan siswa.

Namun terrdapat kesenjangan antara tingkat partisipasi orang tua dalam kegiatan pendidikan dengan harapan yang diungkapkan dalam IASP tahun 2020. Pertama Kesenjangan dalam Partisipasi Orang tua: Meskipun beberapa orang tua mungkin aktif terlibat, namun ada juga yang kurang berpartisipasi karena berbagai alasan, seperti keterbatasan waktu atau pemahaman tentang pentingnya peran mereka dalam pendidikan anak. Kedua.

Kesenjangan dalam Peran Komite Sekolah: Meskipun komite sekolah di MTs Al-barkah Cianjur memiliki tanggung jawab dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan, namun mungkin terdapat kesenjangan dalam kemampuan mereka untuk memenuhi peran tersebut. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang tugas dan tanggung jawab mereka, serta keterbatasan sumber daya yang tersedi. 

Ketiga. Kesenjangan dalam Dukungan Masyarakat: Meskipun LSM dan organisasi masyarakat dapat menjadi mitra yang berharga dalam meningkatkan kualitas pendidikan, namun terkadang terdapat kesenjangan dalam dukungan yang diberikan. 

Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang kebutuhan lembaga pendidikan, atau mungkin karena prioritas yang berbeda dalam komunitas. Ke empat: Kesenjangan dalam Akses dan Penerimaan Informasi: Kesenjangan dalam akses dan penerimaan informasi tentang program-program pendidikan, kegiatan sekolah, atau kebijakan-kebijakan tertentu dapat mempengaruhi tingkat keterlibatan masyarakat. Orang tua atau anggota komunitas yang kurang mendapatkan informasi dapat merasa tidak termotivasi untuk terlibat secara aktif dalam mendukung pendidikan.

Solusi untuk mengatasi kesenjangan terkait implementasi Pelibatan Masyarakat dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan

  • Penguatan Komunikasi dan Edukasi:
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline