Lihat ke Halaman Asli

Perusahaan PHP Bikin "Jobseeker" Sakit Hati

Diperbarui: 20 Agustus 2016   16:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: arageek.com

Kerja adalah bagian dari kehidupan manusia yang memiliki arti yang sangat besar bagi seseorang. Masing-masing individu memiliki arti dan makna tersendiri terhadap apa yang dia kerjakan. Ada di antara mereka yang bekerja dengan tujuan mencari uang, kekayaan, karier/jabatan, kekuasaan, kebahagiaan, dan ada pula di antara mereka yang hanya untuk ibadah kepada Tuhannya.

Begitu banyak pula jalan yang mereka pilih dalam bekerja. Ada di antara mereka yang bekerja untuk diri mereka sendiri, yaitu wiraswasta, bekerja kepada orang lain, yaitu karyawan/buruh, ataupun bekerja untuk mengabdi kepada negara dan bangsa seperti PNS, guru, TNI, Polri dll,. Dalam hal ini penulis hanya akan membahas sedikit dari sekian banyak cerita yang dapat disampaikan terkait perjalanan seseorang untuk mendapatkan pekerjaan sebagai karyawan atau buruh pada suatu perusahaan.

Data terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pencari kerja terdaftar di Indonesia adalah sebanyak 1.295.149, sedangkan jumlah lowongan kerja terdaftar adalah sebanyak 816.505. Hal ini menunjukkan ketimpangan yang lumayan jauh, apalagi jika dilihat dari penyerapan tenaga kerjanya yang hanya 48,3% sehingga masih banyak sekali pencari kerja yang belum mendapatkan pekerjaan.

Sebenarnya tidak sedikit jumlahnya kita temukan lowongan pekerjaan di berbagai perusahaan setiap harinya. Setiap kali melakukan pencarian di internet akan banyak situs lowongan kerja yang menawarkan iklan lowongan pekerjaan sesuai dengan apa yang kita ketikkan. Banyak akses yang bisa kita lakukan untuk menemukan berbagai lowongan kerja selain dari sumber portal lowongan kerja online, ada pula iklan baris koran, selebaran/poster, ataupun grup lowongan kerja di Facebook, jobfair dan lain-lain.

Namun, dari sekian informasi lowongan kerja tadi ada beberapa asli dan ada juga yang fiktif. Oleh sebab itulah dalam artikel ini penulis ingin "mengorek" tentang perusahaan PHP (Pemberi Harapan Palsu) kepada para jobseeker. Yang dimaksud dengan perusahaan PHP di sini adalah perusahaan yang memberikan informasi lowongan pekerjaan namun dalam pelaksanaannya tidak kunjung diproses, ketidakjelasan proses rekrutmen atau bahkan memang sebenarnya tidak ada rekrutmen. 

Bahasan ini di luar kasus lowongan kerja fiktif yang berujung penipuan karena biasanya kasus penipuan ini dilakukan oleh orang lain yang memanfaatkan kesempatan. Dalam bahasan ini hanya dilihat dari sudut pandang proses rekrutmen perusahaan yang tidak memberikan kepastian dan kebenaran informasi. Sebagai contoh nyata yang mungkin pembaca pernah alami adalah tanda-tandanya sebagai berikut:

Pertama, iklan lowongan ada terus...

Coba kita amati di salah satu portal informasi lowongan kerja online yang sudah menjamur sekarang ini. Cari beberapa lowongan pekerjaan yang Anda inginkan dan lakukan apply. Lihat di bagian deadline atau tanggal penutupan lowongan kerja tersebut misalkan 2 minggu. Setelah melebihi dari tanggal tersebut atau 2 minggu kemudian, coba cek lagi apakah iklan lowongan tersebut masih ada atau tidak. Lihat pula status lamaran Anda apakah sudah diproses atau belum. Kalau memang ternyata iklan tersebut masih ada dan status lamaran Anda belum diproses, kesimpulan awalnya bahwa lowongan tersebut adalah PHP. Dan untuk meyakinkan lagi, lakukan pengecekan bulan depan dan depannya lagi apakah iklan tersebut masih ada atau tidak. 

Penulis pernah melakukan percobaan ini dengan melakukan apply sebanyak 40 lowongan kerja ke berbagai jenis pekerjaan dan perusahaan, dari lokal, nasional, sampai internasional. Dari 40 lamaran tersebut, ada 3 lamaran yang berstatus "tidak sesuai", 2 lamaran yang berstatus "dilihat perusahaan", dan sisanya tetap dalam status "telah diterima" atau dengan kata lain belum disentuh sama sekali. Ketika saya lihat salah satu iklan yang saya apply tadi ternyata masih ada, padahal sudah lewat tanggal penutupan yang terdahulu.

Hal seperti ini juga tidak hanya terjadi di portal lowongan kerja online, tapi juga bisa kita lihat di jobfair, selebaran, bahkan di situs resmi dari perusahaan itu sendiri atau media-media lain yang bisa disusupi iklan lowongan kerja. Lihatlah di beberapa jobfair yang ada di kota Anda. Saya yakin dalam satu tahun minimal ada 4 kali jobfair, apalagi di kota-kota besar. Dari sekian banyak perusahaan yang ada di jobfair, pasti ada beberapa yang selalu ikut setiap kali ada perhelatan jobfair. Apalagi jobfair yang diadakan oleh event organizer hanya ada kesan mencari keuntungan dan promosi perusahaan.

Kedua, iklan lowongan kerja yang ditawarkan tidak sesuai dengan kenyataan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline