Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan yang Salah

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1413867417593726239

[caption id="attachment_330297" align="aligncenter" width="300" caption="lahan terbengkalai"][/caption]

sinar nya semakin memudar seiring waktu berputar , 10 tahun yang lalu lahan ini adalah persawahan yang  hijau, menghasilkan bulir padi yang unggul.  tapi  semua telah sirna di telan waktu

hmmmm ...  teringat petani di luar negri sana ,  beda banget sama petani di indonesia .. di negara ini petani adalah pekerjaan yg di pandang sebelah mata,pekerjaan orang miskin. miris saat mendengar  cita cita di suatu kelas  sekolah dasar  tak ada 1 pun yang menginginkan menjadi petani ,begitu pula di smp dan smu , bagi mereka petani adalah hal yg rendah, menjijikan,tidak keren dan tentu nya tidak menjanjikan kesuksesan, kita  harus  memiliki pekerjaan yang lebih layak  bukan untuk menjadi petani.. hmmm

..... dari dahulu petani nya sendiri memberikan doktrin kpd anak nya sendiri agar saat besar nanti tidak menjadi petani seperti orang tua nya, teringat  saat guru ku dulu  memberikan aplause ketika teman ku menjawab ingin menjadi model dan artis, tetapi menanyakan kenapa kepada  aku ketika menjawab ingin menjadi petani , dia mengatakan orang tua kita sudah susah payah menyekolahkan  kita, jadi kita  harus selangkah lebih maju dari orang  tua  kita. guru ku oh  guru ku  aku tidak ingin miskin seperti orang  tua ku tapi apakah salah jika  diriku ingin menjadi petani , petani yang memili traktor,petani yang memiliki lumbung padi yang berlimpah,petani yang  memakai headset mendengarkan musik saat membajak,petani yang memiliki  buku tabungan dan kartu ATM , petani yang memiliki wajah tampan , petani yang memiliki istri seorang model , apakah aku terdengar  bermimpi bu guru ???

kita tidak pernah bersyukur , kita banyak mengharapkan sesuatu yang tidak kita miliki sementara apa yg telah kita punya tidak kita maksimalkan nya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline