Lihat ke Halaman Asli

Perjalanan ke Shanghai, China- Desember 2010

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tanh son nhat int'l airport, Saigon-Vietnam Dec,16 2010

Akhirnya rencana kunjungan ke negeri tirai bambu dan sejuta lampion hari ini terwujud, setelah beberapa hari lalu mengurus visa kunjungan. Perjalanan ini sebelumnya masih di level mimpi paling tidak sebelum visa di approval. Di china ada beberapa supplayer yg sdh lama berbuisness, ada juga yang beli putus karena masalah kualitas barang yang kadang 2x - kiding 2x. Menurut info beberapa pabrik di china juga sudah jadi rekanan perusahaan eropa dan negara lainnya di USA.

Perjalanan akhir tahun ke shanghai kebetulan lagi musim dingin dan harus persiapan perlengkapan pakaian yg lebih tebal dari biasanya.

Berbicara ttg negara china dalam benak gw selalu ttg barang electronic dan pakaian juga barang pecah belah yang murah dan kalau beruntung bisa dapat yg bagus mutunya tapi seringnya barang yg kita beli tidak tahan lama. Ngga heranlah banyak yg masih suka beli produk dari sana. Info lain ttg negara berpenduduk paling banyak ini bahwa diakui atau tidak mereka juga paling kreatif. Bayangkan membuat suus bayi dengan bahan melamine yang di industri coating ini untuk salahsatu bahan additive croslinking. Buat lipstik dari ban bekas, buat cover hape dari plastic rongsokan. see betapa kreatifnya mereka. Mungkin saja hampir semua bahan murah meriah itu dari limbah tapi point nya mereka bisa mewujudkannya dalam sekala besar malah ngga tanggung 2x di eksport.

Saat sampai di Sanghai Pudong Int'l Airport, China. Mendarat sekitar jam 12 siang waktu setempat. Informasi Temperatur terdengar dari captain pilot samar 2x sekitar minus 1 derajat celcius (DC). Saat dengar info itu masih belum terasa dingin nya cuaca. Didalam pesawat masih nyaman. Gw melihat banyak penumpang sudah mulai memakai jaket atau baju tebal dan sarung tangan, rada aneh juga melihat semua tingkah penumpang. maklum belum pernah bepergian ke negara yg bersalju.

Setelah keluar pesawat dan antri di imigrasi, masih belum merasa dinginnya cuaca di sanghai. dan baju dan celana bahan jeans masih mampu menghangatkan badan ini. Kemudian setelah proses imigrasi selesai, segera naik ke bus jemputan, barulah dinginnya terasa, brbrbbrbr tidak bisa dibayangkan sebelumnya. segera memakai jaket Timnas Garuda yg sedari tadi sudah disipkan di tas jinjing juga topi pilot tank yang sengaja gw beli di pasar lokal di saigon. Telapak tangan, muka dan persendian terasa dingin dan menggigil terasa masuk di lemari es.

Foto Perjalanan

Perjalan dengan rute Sanghai, Guangzau, Shujou berjalan dengan lancar dengan menggunakan bus travel agent. beberapa kunjungan ke beberapa pabrik di sana seperti pabrik pembuatan poci dari tanah liat, pabrik pembuatan teh, dan pebrik sutra di lakukan dengan tertib. Dari kunjungan itu sempat juga kekiling pasar malam dan pasar lokal di sekitar sanghai dan Shujuo umtuk membuktikan di china semua barang berharga murah. Ya akhirnya itu terbukti. di negara sejuta lampion juga seratus patung budha semua perkiraan dan bayangan ttg china terbukti hampir 90%.

Setelah perjalana 4 hari 3 malam, akhirnya kembali ke vietnam dengan menggunakan maskapai vietnam airline. Kali ini perjalanan pulang harus dellay sekitar 5 jam. bayangkan dalam kondisi letih harus menunggu penerbangan, akhirnya tertidur pulas di kursi tunggu. Baru bisa terbang ke Saigon sekitar jam 9 malam waktu china atau jam 8 malam waktu vietnam. Sampai kembali ke bandara tanh son nhat international airport sekitar jam 12 malam.

Setelah perjalanan ke sanghai china, terasa betapa dunia ini begitu berwarna dan beragam, tidak hanya panas dan gersang tapi juga bisa  putih salju dan dingin menusuk tulang. Tapi walau dingin gw masih ingin berkunjung ke sana suatu hari nanti, karena pemandangan yang indah mempesona.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline