Beberapa saat lagi kita akan menyaksikan pertarungan sikulit bundar antara Spanyol lawab belanda di arena piala dunia 2010, di afrika selatan - negerinya nelson mandela yang pernah terkanal gerakan apartheid beberapa puluh tahun belakang. Siapapun yang menang akan menjadi yg pertama teamnya menang piala semenjak ikut PD. dan yg kalah menempati posisi runner-up yang ngga meng-enakan karena harus kalah.
Dalam Setiap pertandingan pasti mengenal Kala Menang, tapi di babak Final team hanya mengenal Menang dan menjadi bintang.
Betul adanya, semua team ingin kemenangan diakhir perhelatan, dan menjadi bintang di panggung utama. Disisi humanis kekalahan sering di artikan kemenangan yg tertunda, tapi bagi sang juara kemenangan adalah segalanya setelah mempersiapkan diri dan bertandingan di babak qualifikasi zona masing 2x negara hingga masuk ke babak penyisihan, 16 akhirnya final. kali ini kita masih ingat juara 3 adalah german dan ke empat Uruguay. Tapi apakah akan ingat 4 tahun lagi siapa juara 3 dan 4. Persis sekarang setelah 4 tahun lalu, kebanyakan kita hanya ingat itali sang juara di final mengalahkan pasukan zidane yang kena kasus nanduk dada pemain italy hingga dapat kartu merah.
Sejarah hanya mencatat dan mengenang para raja bukan prajurit walau berperang gagah berani. Sejarah bola dunia hanya mengenal Maradona, Frans Backenbeur, Pele, Ruud Gulit, Ronaldo, dan pemain sekaliber Paolo rosi dan sejarah Bola Indonesia pasti kita tau Ajat Sudrajat dan dan keeper hermansyah yang menoreh sejarah di liga indonesia, dan sekali lagi sejarah hanya milik sang juara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H