Lihat ke Halaman Asli

Kultur 'Corruptio'

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13029039992125750661

Teringat dengan pembicaraan dengan seorang kawan yang baru saya kenal di suatu kampus di Jakarta, kami berbicara tentang berita seputar teknologi komputer hingga tentang korupsi. Tanda tanya besar itu adalah "Apakah 'corruptio' di Indonesia ini merupakan demokrasi itu sendiri?" , Saya teringat dengan pembicaraan kami kemarin sore dengan seorang kawan yang berkata bahwa "Reformasi itu hanya perubahan formasi saja, itu berarti hanya letaknya saja yang berubah, tetapi kultur pemerintahaannya tetap sama." Kemudian saya berpikir sejenak, bahwa itu sama dengan yang saya renungkan disepanjang perjalanan menuju kampus tadi, yaitu korupsi atau apalah namanya.

Tidak ada yang jelas mana yang dapat saya jadikan kesimpulan dari pembicaraan sore itu, tetapi semua yang dibicarakan oleh kawan saya itu hanya soal 'Korupsi', padahal awalnya saya berpikir tentang pemilihan umum di Indonesia mengenai yang banyak didengungkan yaitu tentang politik uang dan janji-janji yang partai politik yang sering hanya sebagai simbol kampanye untuk hiasan opini publik agar partainya dapat memenangkan calon yang diusungnya.

Aneh... , mungkin saya yang terlalu banyak berpikir.

Sesampainya dirumah saya meneruskan membaca artikel mengenai GESTOK, tapi ingatan saya masih tentang korupsi. Jika ini yang disebut perubahan dari hasil 'reformasi' maka ini akan menjadi masalah besar bagi perekonomian, dimana harga-harga bahan pokok akan menjadi terasa mahal dan ketersediaan lapangan kerja yang akan menyempit akibat barang-barang yang dijual tidak laku maka akan terjadi pengurangan jam kerja. Tetapi saya akui kurang memahami tentang ekonomi meskipun saya belajar ekonomi, tetapi sebenarnya saya lebih suka berpikir apa yang menurut saya mudah untuk dipikirkan dan tidak terlalu sulit untuk memahaminya kembali.

Tetapi mengenai dampak korupsi itu pun sudah menjadi pertanyaan saya ajukan kepada kawan saya itu, namun dia hanya terdiam dan melanjutkan bercerita tentang 'hukuman untuk pelaku korupsi di jaman presiden RI pertama yaitu Soekarno', yang dihukum mati.

Tetapi karena saya tidak mengerti hukum, maka saya mengabaikannya, namun saya berpikir ada baiknya itu diterapkan pada saat reformasi dulu, atau tidak sama sekali. Memang membutuhkan waktu untuk itu tetapi saya sadar bahwa sebagai bangsa Indonesia yang tidak suka ikut campur urusan orang lain dan mengingat kultur religius di Negara ini sangat kuat dan mayoritas masyarakatnya memiliki sifat pemaaf maka mungkin hanya waktu yang bisa menjawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline