Lihat ke Halaman Asli

Teknologi dan Seni Budaya Modern Vs Tradisional

Diperbarui: 30 Maret 2023   22:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Zaman yang semakin berkembang memberikan berbagai dampak pada kehidupan manusia dalam hal bermasyarakat dan berbudaya. Indonesia sebagai negara yang besar yang terdiri dari pulau-pulau besar tidak mungkin terhindar dari perkembangan teknologi dan arus globalisasi. Lajunya arus modernisasi ternyata mampu mengubah pola pikir dan gaya hidup masyarakat terutama generasi muda yang dicita-citakan dapat menjadi generasi penerus yang memiliki masa depan cemerlang.

Mudahnya cara untuk memperoleh informasi di kalangan masyarakat sekarang ini menimbulkan rasa keingintahuan masyarakat untuk mengenal dunia luar lebih luas lagi. bahkan saking mudahnya, gambaran dunia luar tersebut bisa muncul tanpa dicari. Dan seperti kata pepatah, rumput tetangga lebih hijau. Budaya luar negeri seperti budaya negara-negara Eropa dan Korea misalnya, berkembang dengan pesat di Indonesia ini karena dianggap lebih modern dan menarik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Gaya hidup orang yang tinggal di negara barat yang sangat tentu saja menarik bagi kaum muda yang enggan terkekang dengan aturan, baik aturan negara maupun aturan agama. Generasi muda yang menginginkan kebebasan dalam hidup dimulai dari gaya berpakaian, gaya bersosialisasi, dan juga gaya berbudaya membuat nilai moral yang selama ini dijunjung di Indonesia mulai terkikis. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah nilai tradisi seni dan budaya tradisional yang di agungkan sebagai warisan leluhur telah memudar?

Untuk menjawab pertanyaan ini diperlukan penilaian dan pemahaman dalam diri sendiri. Apakah kita sebagai generasi muda yang hidup di zaman modern ini juga terjerumus dalam keinginan untuk hidup bebas selayaknya orang negara barat? Setelah menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut, kita harus melihat fakta sekitar khususnya pelaksanaan pelestarian seni budaya tradisional Indonesia.

Fakta mengenai pelestarian seni dan budaya tradisional Indonesia saat ini dapat dinilai sebagai sesuatu yang memprihatinkan. Pasalnya, beberapa kesenian yang merupakan salah satu warisan leluhur yang mengandung nilai moral justru mengalami pelunturan dan bahkan beberapa diantaranya telah dianggap 'mati suri'. Penyebabnya jelas adalah karena menurunnya minat para generasi muda pada seni tradisional tersebut dan lebih memilih untuk mempelajari budaya luar yang terkadang tidak sesuai dengan nilai norma dan moral Indonesia.

Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuka akses bagi para generai untuk lebih mudah membuka situs dengan konten yang dituju. Teknologi modern yang menampilkan perbandingan gaya dan budaya luar dengan local nampaknya merupakan konten yang laris di kalangan muda mudi Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan perubahan gaya berpakaian yang terlihat semakin 'tidak karuan'. Selain itu, pengetahuan mengenai budaya luar lebih dipahami oleh para pemuda daripada pengetahuan budaya local.

Contohnya saja, para generasi muda lebih mengenal pakaian adat Korea Selatan daripada pakaian adat negara sendiri. Para pemudi juga sangat banyak yang tertarik pada dance K-Pop daripada tarian tradisional Indonesia. Penari perempuan muda Indonesia seperti dapat dihitung dengan jari, berbeda dengan penikmat dan pelaku dance K-Pop yang tersebar di berbagai tempat.

Bahkan di pertunjukan seni lain, sepreti wayang, ketoprak, ludruk, didapati sebagai kesenian yang sepi peminat dari kalangan pemuda. Hal ini adalah salah satu keprihatinan yang seharusnya diperhatikan, meskipun sangat sulit untuk mencegahnya karena memang perkembangan teknologilah yang menjadi pokok permasalahannya. Pelesatrian seni dan budaya memerlukan kesadaran diri yang penuh dari semua kalangan masyarakat untuk dapat terlaksana dengan baik.

Kemudian, apakah perkembangan teknologi yang begitu kuat ini selalu membawa dampak negative bagi seni dan budaya Indonesia? Jawabannya, meskipun memang seperti 65% berdampak buruk, nyatanya teknologi dapat digunakan untuk memperkenalkan kembali kesenian dan kebudayaan tradisional. Melalui channel YouTube dan media social lainnya, orang orang yang sadar dan melek akan budaya dapat mengembangkan kembali proses pelestarian seni Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline