Lihat ke Halaman Asli

Puisiku

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sekian

Aku rindu matamu
Bening memantulkan tatapku
Kilau berpendar pendar
Adakah itu embun di sana
Ketika kau mengerjap mengibas luka

Terlambat
Aku sudah terlanjur menangkap
siluet pilu di manik mata hitammu...

Aku berlalu
Menyeret nyeret waktu
Berharap luka tak semakin menganga
Tak mau aku melihat embun itu menjadi telaga...

Rapuh

Begitu sulit merabamu
Apalagi dalam gelap rahasia bumi
Dini hari tak jua usai kudapati
jawaban dari segala tanya yg semakin mengabadi.

Detak waktu tiba tiba menyakitiku
Menggema di rongga jiwaku yg sempit
Sesak oleh rindu kau yang lalu

Kutak ingin embun berubah menjadi danau
Kutak ingin embun itu tumpah menjadi air bah

Aku merapuh
patah di jarum waktu
Aku meradang
Mengoyak keterbatasan
Ternyata begitu sulit
Mengharmonikan perbedaan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline