Kegagalan diibaratkan jurang yang memisahkan antara harapan dan kenyataan. Setiap orang pernah mengalami kegagalan dalam perjalanan hidupnya. Berbagai bentuk kegagalan memenuhi sudut-sudut kehidupan.
Gagal dalam karir, study, menjalin cinta kasih, gagal membangun keluarga bahagia dan gagal dalam berbagai pertandingan.
Semuanya seakan akrab dengan kehidupan manusia. Ketakutan berlebihan terhadap kegagalan dapat menghancurkan orang yang mempunyai prosfek hidup.
Kegagalan demi kegagalan yang kita alami terkadang menimbulkan kekecewaan yang dalam hingga hilangnya kepercayaan diri. Seringkali gagal menjadi "kata" yang ditakuti sehingga setiap orang berusaha menjauhi.
Tidak sedikit orang yang mengakhiri hidup karena tidak kuasa menahan pahitnya kegagalan.
Namun ada pula orang yang memandang kegagalan sebagai sebuah cambuk yang membuatnya justru lebih giat dan sungguh-sungguh belajar dan terus melangkah.
Mereka menganggapnya sebagai sebuah persimpangan jalan. Mereka banyak belajar darinya, meski beberapa kali ia jatuh, ia bangun lagi dan bangun lagi melanjutkan perjalanan. Inilah cara pandang yang tepat.
Kegagalan sesungguhnya bukanlah hantu yang menakutkan.
Charles knigh, direktur Emerson Elektronik mengatakan : "Kita memerlukan kemampuan untuk gagal, saya heran banyak organisasi yang membangun suatu lingkungan dengan tidak mentolelir orang-orang yang berbuat salah.
Anda tidak akan berhasil melakukan inovasi apa pun jika anda tidak rela menerima kegagalan".
Kegagalan bukanlah hal buruk, yang buruk adalah mereka yang tidak pernah mencoba sama sekali atau yang berhenti di tengah perjalanan. Sneca mengatakan : "Pujilah orang-orang yang telah melakukan hal-hal besar kendatipun mereka gagal".