Lihat ke Halaman Asli

Karier Diancam oleh Pendidikan?

Diperbarui: 18 Mei 2024   00:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.Pribadi (Diambil Pada saat menempuh S1)

Kuliah tidak wajib?

kenapa kata-kata ini banyak muncul dikalangan masyarakyat.
bahkan ada yang bilang tidak sekolah saja bisa jadi sukses.
Yah ini memang Tidak jarang terjadi di kalangan  masyarakyat.
karena banyak orang tidak sekolah saja bisa produktif dengan membuka usaha dagang dan usaha lainya.

"Kuliah Tidak Wajib"

Jika Wajib belajar 9 tahun atau 12 tahun.
Kenapa beberapa kriteria dalam lowongan kerja harus minimal S1?
Apa makna kuliah sebenarnya?

"Kuliah Tidak Wajib"

Banyak perusahaan yang merekrut kariawan baru dengan jenjang kuliah yang lebih tinggi dan bahkan jauh mendapat upah lebih besar dari kariawan lama yang dengan jenjang pendidikan lebih rendah.
Bukan kah ini salah satu ancaman bagi karier seseorang?

Atau bahkan banyak orang kehilangan pekerjaanya karena maraknya persyaratan pendidikan sarjana wajib.
contoh di bagian kalangan medis.
Dulu adanya sekolah SPK bagi medis seiring berjalanya waktu di wajibkan harus D1 tidak lama lagi peraturan berubah di wajibkan harus D3 minimal berlanjut terus sampai saat ini di utamakan S1 dan memiliki profesi.
Dengan adanya aturan-aturan ini
banyak tenaga medis yang berbondong-bondong melanjutkan kuliah
bahkan ada yang kehilangan pekerjaanya.
kenapa harus seprti ini?
bukan kah mereka yang SPK,D1 dan bahkan D3 yang sudah lama bekerja jauh lebih kompeten di lapangan dari pada S1 yang baru lulus?
kenapa mereka harus di wajibkan kuliah sementara gaji yang di terima tidak sesuai dengan biaya pendidikan yang harus di tempuh kembali?
atau bahkan bagi Farmasi mungkin ini juga bisa terjadi
dulu SMF kemudian harus melanjutkan kuliah lagi mengambil D3?

Dan yang bikin makin pilu hati mereka yang sudah mengabdi lama gajinya lebih kecil dari kariawan baru yang memiliki pendidikan lebih tinggi?

Dimana letak "Kuliah Tidak wajib"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline