Endang Rahayu Ningsih dan Sundahri
Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember
Korespondensi: Sundahri.faperta@unej.ac.id
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman perkebunan yang memiliki andil dalam menyumbang pemasukan negara. Kelapa sawit adalah bahan baku pembuatan minyak nabati yang sangat diperlukan dan menjadi kebutuhan harian rumah tangga. Selain itu, terdapat banyak produk turunan dari minyak kelapa sawit yang menjadikan tanaman ini memiliki nilai yang tinggi dan berkontribusi dalam pendapatan ekspor. Permasalahan yang banyak dijumpai dalam perkebunan kelapa sawit yaitu adanya tanaman yang sudah tua dan tidak produktif yang dapat menyebabkan penurunan hasil produk. Rata-rata umur produktif tanaman sawit yaitu sekitar 25-30 tahun. Semakin tua umur tanaman sawit maka tingkat produktivitasnya semakin menurun sehingga hasil yang didapatkan juga menurun.
Penurunan produktivitas sawit harus segera ditangani, sehingga perlu perlu adanya tindakan-tindakan yang dlakukan untuk meningkatkan maupun mempertahankan produktivitas sawit salah satunya yaitu dengan melakukan peremajaan. Peremajaan merupakan sebuah upaya yang dilakukan untuk mengganti tanaman tua (replanting) dengan tanaman baruu serta merupakan sebuah praktik manajemen untuk memaksimalkan dan menstabilkan pendapatan sehingga harus dilakukan dengan tepat. Kegiatan peremajaan kelapa sawit membutuhkan modal yang cukup besar. Perkebunan kelapa sawit didominasi oleh perkebunan rakyat dimana para petani-petani kecil kurang memiliki pengetahuan yang luas serta modal yang cukup besar untuk digunakan dalam mengembangkan usaha taninya, sehingga petani lebih memilih untuk membiarkan dan menundanya hingga kelapa sawit tersebut sudah benar-benar tidak produktif.
Penundaan peremajaan tanaman sawit menyebabkan bertambah banyaknya tanaman sawit yang tua, tingginya biaya produksi, penurunan pasokan tandan buah segar (TBS) dan penurunan CPO (crude palm oil) (Rizkiani dkk., 2023). Penundaan peremajaan sawit yang berlanjut dapat menyebabkan kekurangan pasokan TBS maupun CPO sebagai bahan baku industri baik di dalam negeri maupun di luar negri. Selain itu, juga dapat menyebabkan penurunan pendapatan negara serta kelangkaan hasil olahan seperti minyak goreng yang pernah terjadi pada tahun 2021 dan tahun 2022.
Tanaman Sawit Berumur Tua dan Tidak Produktif
Tanaman sawit yang tua atau lebih dari rata-rata umur produktif yaitu >25 akan memiliki produktivias rendah atau dibawah 13 ton TBS/Ha/tahun dapat menyebabkan penurunan jumlah keuntungan yang diterima oleh petani (Gurusinga dkk., 2022). Berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh Kome dan Tabi (2020) menunjukkan bahwa tanaman kelapa sawit yang berumur 23 tahun memiliki hasil produksi yang sangat rendah yaitu kurang dari 12 ton sehingga perlu dilakukan intensifikasi perkebunan agar hasil panen dapat meningkat dan agar produktivitasnya dapat dipertahankan. Kegiatan replanting atau peremajaan harus direncanakan dengan baik dan dilakukan secara bertahap, tujuannya yaitu agar pasokan sawit selalu tersedia dan tidak terganggu.
Penggunaan varietas unggul seperti varietas D X P AAL Sejahtera, D X P AAL Nirmala, dan Varietas D X P AAL Lestari dapat digunakan agar produktivitas sawit tetap tinggi. Selain itu, teknik replanting yang dapat dilakukan yaitu meliputi sistem tumbang serempak, sistem underplanting, sistem tumpang sari dan sistem peremajaan bertahap. Sistem penumbangan serempak merupakan teknik peremajaan yang dilakukan dengan cara menumbangkan semua tanaman-tanaman sawit yang sudah tua kemudian dilakukan pengolahan tanah dan penanaman tanamana baru (Gunawan, 2017). Tahapan yang dilakukan yaitu:
Penyusunan rencana peremajaan: penyusunan ini dilakukan untuk mengetahui luas lahan dan blok-blok yang akan direplanting, kemudian dilanjut memesan bibit unggul yang akan digunakan dalam replanting, bibit yang digunakan hasrus bersertifikat. Setelah itu, memilih lokasi pembibitan dan penyiapan alat yang akan digunakan dalam replanting.
Penumbangan pohon tua: penumbangan pohon tua yaitu dengan merobohkan pohon-pohon yang tua kemudian melakukan pembongkaran bonggol dan akar yang tertinggal.