Lihat ke Halaman Asli

Interaktivitas "Warganet" Portal Berita Online

Diperbarui: 5 Oktober 2017   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

INTERAKTIVITAS WARGANET PORTAL BERITA ONLINE

(Penggunaan Kolom Komentar Portal Berita Online Detik.com dan Kumparan.com)

 

Jika kita membahas tentang internet, tentu kita tidak bisa lepas dengan namanya ARPANET yang dibuat oleh badan militer Amerika Serikat. Semenjak kemunculan ARPANET yang kemudian menjadi cikal bakal perkembangan internet. Tim Berners-Lee membuat apa yang namanya world wide web atau biasa disebut (WWW). Kemudian muncullah bahasa pemrograman komputer baru yaitu HTML (hypertext markup languange) kita lebih mengenalnya sebagai alamat untuk mengakses laman internet.

Kemunculan internet secara global ke seluruh penjuru dunia, lapisan masyarakat,serta lapisan kehidupan. Saat ini kita dituntut untuk mengakses internet untuk mempermudah pekerjaan serta memperoleh informasi. Pengaruh teknologi lagi-lagi menjadi faktor utama mengapa internet menjadi bahan kebutuhan masyarakat khususnya masyarakat perkotaan.

Internet juga mempengaruhi dalam dunia jurnalistik. Jika dahulu jurnalistik dikenal sebagai media cetak seperti koran, majalah, kini dengan seiring perkembangan zaman internet memberikan inovasi di dunia jurnalistik. Contohnya adalah banyaknya bermunculan portal berita online. Sekarang banyak media yang melebarkan sayapnya ke media online untuk menyajikan informasi bagi khalayak.

Indonesia sendiri cukup memiliki ratusan mungkin lebih portal media online. pertama kali portal media yang muncul adalah republika.co.id di tahun 1994. Namun sang pemerkarsa portal berita online di Indonesia adalah Detik.com. semenjak itu banyak sekali bermunculan laman berita online. Tak hanya laman berita online yang berdiri sendiri seperti Detik.com, kini banyak media cetak yang menyajikan versi online contah saja kompas.com, tribunenews.com.

Khalayak sekarang menjadi mudah memperoleh berita dan informasi hanya lewat gadget atau smartphone mereka. Cukup mengetikkan laman yang ingin dituju otomatis akan menyajikan banyak pilihan berita baik lokal, nasional, maupun internasional. Redaksi berita online mendesain menarik bagi khalayak supaya nyaman dan tertarik dengan informasi berita yang disajikan. Biasanya ketika kita mengakses berita online akan muncul beberapa pilihan berita, jenis berita yang ingin dibaca. Redaksi juga memberikan kolom komentar bagi pembaca yang ingin berinteraksi, memberi tanggapan, pendapat terhadap berita yang telah dibaca. Kolom komentar bukan hanya semata-mata dibuat, namun juga redaksi berita online perlu mempertimbangkan komentar-komentar para warganet yang bisa saja tidak sesuai konteks berita.

Harapan redaksi adanya kolom komentar di laman berita online adalah reaksi dari para pembaca yang 'tentu' diharapkan sudah membaca beritanya. Namun kenyataannya masih banyak ditemukan warganet lebih seuka membaca komentar-komentar warganet. Seperti yang dilakukan Imanda dan Daniel Tumiwa dalam buku "Media Online: Antara Pembaca, Laba, dan Etika" bahwa pembaca tidak hanya membaca berita, tapi juga mengikuti dan menikmati komentar yang mengalir di bawah berita (Margianto,2012:36).

Itu terlihat di portal berita Detik.com, saat terbitan edisi mengenai pembatalan status tersangka Setyo Novanto. Di laman Detik.com pemberitaan ini mendapatkan komentar sebanyak 1421. Bermacam-macam komentar diutrakan warganet, ada yang berkomentar sinis terhadap keputusan hakim, ada juga yang membuat guyonan, dan ada juga warganet yang memprosikan produk jual-beli (iklan). Selain tanggapan berupa komentar tulis Detik.com juga menyediakan emoji yang mewakili tanggapan warganet terhadap isi berita.

Terlihat bahwa interaktivitas warganet terhadap portal berita Detik.com ini cukup tinggi peminatnya. Namun setelah membuka konten berita lain yang ada detik.com tidak semuanya warganet mengomentarinya alias nol komentar. Dari beberapa konten berita yang dibaca hampir 50 persen warganet berkomentar di isu-isu tertentu yang sesang hangat dibicarakan di lingkungan sekitar. Artikel kesehatan, travelling, tekno-ekonomi banyak yang memiliki nol komentar. Itu artinya khalayak lebih mementingkan berita yang hangat, populer, dan menjadi buah bibir masyarakat yang lain. Khalayak sudah mampu memposisikan diri sebagai pengonsumsi berita media online dengan ikut serta dalam komentar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline