Lihat ke Halaman Asli

Pembelajaran Berdiferensiasi, Kenapa?

Diperbarui: 31 Agustus 2024   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ki Hajar Dewantara, yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia terkenal dengan berbagai filosofi pendidikan yang dipakai oleh dunia pendidikan Indonesia sampai saat ini. Filosofi tersebut di antaranya adalah : Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani (yang sekarang masih menjadi semboyan pendndikan di Indonesia) dan filosofi Ki Hajar Dewantara yang lain -- yang juga sangat mendalam-- adalah pendidikan dan pembejalaran yang berpihak pada murid, di mana murid menjadi pusat dalam kegiatan pembelajaran. Dan ketika murid menjadi pusat kegiatan pembelajaran, maka guru harus mengetahui karakter muridnya, keinginan muridnya dan juga kebutuhan muridnya. Sehingga makna filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara ini --yaitu pendidikan yang berpihak pada murid---mengharuskan guru untuk mencari tahu apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh murid, yang sekali lagi selaras dengan filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara yang lain, yaitu guru menghamba pada murid.

Apabila guru sudah menghamba pada muridnya, dalam artian guru sudah mencari tahu kebutuhan dan keinginan muridnya dan sudah memenuhi semua keinginan dan kebutuhan muridnya tersebut, maka guru sudah bisa merencanakan pembelajarannya. Selain itu, guru juga bisa mengetahui apa yang harus dilakukannya, apa yang harus dipersiapkannya untuk mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid tersebut. Untuk menyiapkan kegiatan pembelajaran tersebut seorang guru harus tahu apa saja yang sudah bisa dilakukannya atau apa saja yang belum bisa dilakukannya, sehingga guru tersebut bisa mengembangkan potensinya, sembari menyiapkan kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, guru semakin menyadari apa saja kekurangannya, bagaimana caranya mengatasi kekurangannya tersebut dan juga bagaimana caranya mengembangkan kekurangannya tersebut.

Setelah guru mengetahui apa saja yang dikuasainya dan apa saja yang belum dikuasainya, maka guru tersebut sudah mengetahui nilai dan peran apa saja yang sudah dimilikinya atau yang masih perlu dikembangkan lagi. Karena sangatlah penting bagi guru untuk mengetahui kompetensi, nilai atau peran yang sudah dikuasainya, sehingga guru tersebut bisa menggunakan kompetensi, nilai dan perannya secara maksimal untuk mewujudkan pembelajaran yang menarik dan berpihak pada murid. Dengan kata lain pembelajaran berdiferensiasi juga bisa meningkatkan dan mengembangkan kualitas, potensi dan juga kompetensi guru.

Dengan demikian, nisa kita katakan salah satu alternatif pembelajaran yang menarik, memenuhi semua kebutuhan dan keinginan murid dan juga menggunakan potensi dan kompetensi guru secara maksimal adalah pembelajaran berdiferensiasi, karena pembelajaran berdiferensiasi mengakomodasi semua kebutuhan belajar murid dan juga memfasilitasi semua keinginan belajar murid. Selain itu, pembelajaran berdiferensiasi menuntut guru untuk menggunakan potensi dan kompetensinya secara maksimal dan optimal, agar semua kebutuhan belajar murid terpenuhi. Dengan penjelasan tersebut, bisa disimpulkan bahwa pembelajaran diferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodasi dan memfasilitasi semua kebutuhan dan gaya belajar murid atau dengan kata lain pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran di mana murid diberi kebebebasan --sesuai dengan gaya belajar, kesukaan, kemampuan dan kebutuhan serta keinginannya--- untuk belajar atau memahami pembelajaran.

Pembelajaran berdiferensiasi bukan hanya proses pembelajarannya  saja, tetapi juga proses persiapannya, sehingga guru harus mengetahui beberapa hal sebelum memulai atau sebelum melakukan pembelajaran diferensia, yaitu :

  • guru mengetahui kesiapan belajar siswa, karena ada siswa yang sudah sangat siap untuk belajar, ada yang belum siap untuk belajar.
  • guru mengetahui minat siswa, misalnya siswa senang menggambar, senang mendengarkan atau senang melakukan sesuatu dalam pembelajaran.
  • guru memahami karakteristik murid;
  • guru mengetahui dengan jelas kebutuhan belajar murid, yaitu siswa pembelajara visual, audio visual dan kinestetik, sehingga guru tahu pembelajaran seperti apa yang akan dilakukan di dalam kelas; dan
  • guru memahami kemampuan murid.
  • pembelajaran berdiferensiasi adalah sebuah proses, sehingga setelah pembelajaran dilakukan evaluasi dan refleksi, setelah itu dilakukan perbaikan pada pembelajaran berikutnya, demikian seterusnya.

Apabila guru sudah memahami hal atau syarat di atas, maka guru bisa merencakan pembelajaran berdiferensiasi dengan baik dan efektif. Dengan mengetahui karakter murid, maka guru bisa mengendalikan pembelajaran dengan proses yang berbeda-beda di dalam kelas tanpa ada keributan yang tidak bermakna, pertengkaran antar siswa dan pembelajaran bisa berjalan dengan efektif dan bermakna. Dengan mengetahui kebutuhan belajar siswa, maka guru pun bisa menentukan metode atau proses pembelajaran yang akan dilakukan di dalam kelas.

Pembelajaran berdiferensiasi mampu memenuhi semua kebutuhan belajar siswa, karena seharusnya pembelajaran berdiferensiasi sudah dipersiapkan dan direncanakan dengan matang, yaitu setelah guru mengetahui kebutuhan belajar siswa. Sehingga pembelajaran berdiferensiasi bisa memfasilitasi murid dengan kebutuhan belajar yang aneka rupa, misalnya murid dengan gaya belajar audio visual, maka guru memberi pilihan belajar dengan melihat video atau dengan mendengarkan penjelasan guru. Sementara untuk siswa dengan kebutuhan belajar dengan visual, guru pun menerangkan materi atau menyediakan poster atau bahan bacaan, dan untuk siswa dengan kebutuhan belajar kinestetik, murid diberi kesempatan untuk melakukan percobaan atau melakukan hal lain yang berkaitan dengan pembelajaran, misalnya dengan menulis, menggambar, mencari, melakukan wawancara atau kegiatan lainnya.

Selain itu pembelajaran berdiferensiasi seharusnya juga memberikan pilihan proses pembelajaran yang berbeda, sehingga tidak memaksa murid untuk belajar sesuai dengan keinginan guru saja, tetapi murid juga diberi kesempatan untuk memilih proses belajar yang nyaman bagi dirinya, paling memudahkan murid untuk memahami materi pembelajaran. Diferensiasi lain yang bisa dilakukan dalam pembelajaran berdiferensiasi adalah diferensiasi produk atau hasil akhir belajar, yaitu di mana murid diperbolehkan untuk memilih soal atau produk yang akan dibuatnya sesuai dengan kemampuan atau keinginannya. Dilihat dari persiapan pembelajaran, proses pembelajaran dan produk akhir yang dihasilkan, bisa dipastikan pembelajaran berdiferensiasi bisa memenuhi kebutuhan belajar murid. Murid juga tidak merasa dipaksa untuk mengikuti proses pembelajaran yang itu-itu saja, murid tidak bosan dan bisa mengembangkan kemampuannya, kecerdasannya dan juga keterampilannya yang lain, seperti kepemimpinan, kerja sama, berbagi atau keterampilan lainnya, ketika dia belajar secara berkelompok atau dengan teman lainnya.

Jadi, kenapa pembelajaran berdiferensiasi?

Karena pembelajaran berdiferensiasi adalah wujud dari filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, yaitu menjadi guru yang menghamba pada murid dan pendidikan yang berpusat pada murid. Selain itu pembelajaran berdiferensiasi juga bisa memenuhi kebutuhan belajar semua murid di kelas, mulai dari murid yang persiapan belajarnya sudah matang, yang persiapannya cepat, yang persiapannya lambat, murid yang suka melihat video, murid yang suka bergerak ke sana ke mari, dan semua jenis atau karakter murid bisa diakomodasi dan difasilitasi oleh pembelajaran berdiferensiasi yang disiapkan oleh guru di dalam kelas.

Kenapa juga harus pembelajaran berdiferensiasi?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline