Lihat ke Halaman Asli

Endah Rosa

Educator | Researcher | Writer

Psikobiotik: Ketika Mikroba Mampu Mengatur Suasana Hati Kita

Diperbarui: 29 Desember 2024   17:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Psikobiotik (Sumber: T.L. Furrer/Shutterstock)

Psikobiotik merupakan istilah untuk menyebut organisme hidup, yang apabila dikonsumsi dalam dosis yang tepat, dapat memberikan manfaat kesehatan bagi pasien yang menderita penyakit kejiwaan.

Perbedaan Probiotik, Prebiotik, dan Psikobiotik

Probiotik adalah bakteri yang apabila dikonsumsi dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh. Sedangkan prebiotik berperan sebagai makanan yang dapat mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus. Psikobiotik adalah probiotik yang dapat memberikan dampak positif terhadap kesehatan mental melalui interaksinya dengan bakteri usus komensal.

Sejarah Penelitian Psikobiotik

Pengetahuan bahwa mikroba dapat menentukan perilaku organisme dimulai dari penelitian Nobuyuki Sudo pada tahun 2004 mengenai germ-free mice (tikus bebas kuman). Tikus ini tumbuh dalam lingkungan steril, dan dia memperhatikan bahwa tikus tersebut memiliki perilaku yang berbeda saat mengalami stress dibandingkan tikus normal. Ketika ia memberikan asupan bakteri kepada tikus tersebut, tikus itu akhirnya berperilaku layaknya tikus normal. Penelitian ini memberikan penjelasan mengenai hubungan antara mikroba dan sistem saraf.

Kemudian pada tahun 2013, John Cryan dan Ted Dinan menciptakan istilah Psikobiotik untuk menyebut mikroba yang apabila ditelan dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan mental.

Strain Bakteri Psikobiotik

Jenis-jenis bakteri yang memiliki potensi psikobiotik, yakni: Lactobacillus casei strain Shirota, Clostridium butyricum MIYAIRI 588, Lactobacillus gasseri CP2305, Lactobacillus rhamnosus, Lactobacillus helveticus NS8, Bifidobacterium infantis 35624, Lactobacillus plantarum PS128, Bifidobacterium breve CCFM1025, Faecalibacterium prausnitzii ATCC 27766, Bifidobacterium longum 1714, dan Bifidobacterium coagulans MTCC 5856.

Studi dan Hasil Penelitian Terkait

Hasil review sistematik dari tahun 2000 hingga 2023 menyimpulkan bahwa psikobiotik memiliki efek positif dalam meringankan gejala depresi. Total studi yang dilakukan yakni berjumlah 51 studi, dan pesertanya berjumlah 3353 (yang mana separuhnya menerima psikobiotik). Jenis psikobiotik yang diujikan yakni yang mengandung strain bakteri Lactobacillus dan Bifidobacteria, dengan durasi pengobatan selama 4 hingga 24 minggu.

Psikobiotik juga digadang-gadang sebagai probiotik generasi selanjutnya yang dapat memberikan manfaat bagi otak. Psikobiotik dianggap berbeda dengan probiotik pada umumnya karena bakteri psikobiotik mampu memproduksi atau menstimulasi produksi hormon yang berhubungan dengan kesehatan kejiwaan, misalnya dopamin dan serotonin. Dopamin dan serotonin merupakan hormon bahagia dan dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menghadapi stress. Bakteri dalam psikobiotik maupun mikrobiota usus berperan sebagai mediator komunikasi antara otak dengan saluran pencernaan sehingga dapat mempengaruhi kesehatan mental. Apabila disbiosis (ketidakseimbangan populasi bakteri baik dan bakteri jahat dalam usus) terjadi, maka dapat memicu timbulnya gejala penyakit kejiwaan dan memperparah kondisinya.  

Selain depresi, psikobiotik juga dilaporkan efektif dalam mengobati penyakit kejiwaan seperti ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) dan ASD (autism spectrum disorder).

Cara Kerja Psikobiotik

Psikobiotik merupakan kelompok dari probiotik, dan bakteri dalam psikobiotik mampu memproduksi dan mengantarkan substansi yang bermanfaat bagi sel saraf seperti -aminobutyric acid dan serotonin, salah satunya melalui vesikel ekstraseluler. Substansi ini bekerja pada gut-brain axis melalui jalur saraf vagus, sumsum tulang belakang dan sistem saraf-endokrin. Vesikel ekstraseluler yang dibawa oleh bakteri psikobiotik juga dapat mensuplai astrosit dengan enzim glikolitik untuk memberikan perlindungan terhadap sel saraf.

Selain itu, psikobiotik juga bekerja dengan cara memodulasi sistem imun dan mengurangi inflamasi yang berkaitan dengan stress dan gangguan mental. Bakteri dalam psikobiotik juga dapat memproduksi asam lemak rantai pendek (SCFA) yang dapat memberikan efek positif bagi kesehatan otak.

Makanan dan Suplemen Psikobiotik

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline