"Assalamualaikum. Bu.. bu Sul. Bu Sulis." Seorang pria gempal berperut buncit menyeru didepan warung kelontong yang menjual aneka kebutuhan sehari-hari.
Tergopoh-gopoh yang dipanggil muncul dari arah dalam rumahnya dengan daster yang basah dibagian bawahnya.
"Lho, Pak Adam. Tumben pagi-pagi. Mau beli apa?"
"Ini, gas melon ada gak?" Tanya pria buncit bernama Adam. Tapi, bukan Adam Suseno suami penyanyi dangdut. Hanya nama dan kebetulan perawakanya yang sama, tapi beda nasib. Si bapak memanggul gas melon alias gas tiga kilo.
"Gas tiga kilo ada banyak, Pak. Tuh!" Bu Sul si pemilik warung menunjuk kearah tumpukan tabung gas.
"Lha, dalah, itu gas kosong, Buk. Aku butuh yang isi!" Ucap Pak Adam setengah jengkel karena dikerjai.
"Kosong semua, Pak. Belum dapet kiriman sudah seminggu." Jawab Bu Sul. "Sama seperti isi rekeningku yang kosong, belum diisi sama pak suami yang entah dimana." Buk Sul malah mencurahkan isi hati.
"Itu yang sebelah kanan, itu semua tabung kosong punya tetangga yang dititipkan. Nanti, kalau ada kiriman minta didulukan." Terang Bu Sul.
"Kemarin, aku antri dua tabung dapet cuma satu. Anaku antri empat tabung ditempat lain, dapetnya cuma dua." Cerita Bu Sul.
"Halah, lha apa lagi ada diskon lima puluh persen! Lha, terus gimana? Istriku mau masak ini, lho. Mau masak terasi bakar. Aku sudah keliling kesana kemari, lho ini. Habis semua!" Pak Adam kebingungan.
"Ya, gimana Pak. Gas tiga kilo lagi langka. Sulit ini." Sahut Bu Sul. "Aku sudah hubungi bos agen, disana juga belum dapat kiriman."