Lihat ke Halaman Asli

Endahparawangsa 273

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Peran Mahasiswa terhadap Pendidikan di Kampung Legok Pego

Diperbarui: 8 Desember 2021   19:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Endah Parawangsa

NIM 2109298

PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru

 Pendidikan dikatakan sebagai senjata paling ampuh untuk mengubah dunia menurut Nelson Mandela. Jika ingin menjadi bangsa yang besar, maka warga negaranya haruslah warga negara yang terdidik. Pemerintah Indonesia telah membuat kebijakan wajib belajar selama sembilan tahun lalu dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar, kebijakan tersebut di revisi menjadi 12 tahun.

Maknanya, mendapat pendidikan yang layak hingga ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat merupakan hak dari seluruh rakyat Indonesia. 

Pemerintah bertanggungjawab untuk memberikan kesempatan terhadap berbagai kalangan termasuk dari kondisi ekonomi keluarga menengah ke bawah yang memiliki keterbatasan biaya untuk menyekolahkan anak-anaknya sebagaimana yang tercantum dalam peraturan pemerintah  terkait aturan wajib belajar. 

Namun, pada kenyataannya di usia bangsa Indonesia yang sudah menginjak usia 76 tahun ini cita-cita bangsa Indonesia yang termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 belum sepenuhnya tercapai dan masih memiliki banyak pekerjaan rumah (PR). 

Belum sepenuhnya pemerataan pendidikan bahkan di pulau jawa daerah yang dekat dengan pusat pemerintahan misalnya untuk pendidikan di kampung Legok Pego yang terletak di kabupaten Bandung.

Taraf pendidikan di kampung Legok Pego desa Sukasari kecamatan Paseh kabupaten Bandung Jawa Barat masih jauh dari apa yang di harapkan, padahal tempat tersebut merupakan bagian dari daerah kabupaten Bandung dimana kabupaten Bandung adalah daerah yang dapat dikatakan ramai dan selalu berprogres, ternyata diujung bagian kabupaten Bandung masih ada kampung 3T, terdepan, terpencil dan tertinggal.

Secara geografis kampung Legok Pego ini merupakan daerah perbukitan dimana mayoritas penduduknya ber-mata pencaharian sebagai buruh tani dengan penghasilan rata-rata dua puluh lima ribu per-hari.  

Akses jalan ke kampung tersebut sangatlah sulit dengan medan yang terjal dan bebatuan terlebih jika hujan akan terdapat banyak lumpur yang menyulitkan jika dilalui. Membutuhkan waktu lebih dari tiga puluh menit dari jalan raya menuju ke Legok Pego jika di tempuh dengan sepeda motor dimana sepanjang jalan hanyalah perkebunan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline