Apa sih Arkeologi?
Bagi kebanyakan orang, jika mendengar kata Arkeologi itu identik dengan benda purbakala, barang kuno dan antik. Ini betul, karena memang Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan masa lalu melalui benda-benda peninggalannya.
Apa saja kerjanya Arkeolog?
Mayoritas akan menjawab, kerjanya menggali benda-benda purbakala yang terpendam, mencatat dengan cermat, merekonstruksi benda tersebut supaya bisa kembali seperti wujud semula dan menjaganya supaya tidak terjadi kerusakan. Sampai sini juga betul, karena memang itu adalah sebagian besar pekerjaan Arkeolog.
Apa manfaat Arkeologi?
"Hmm.. apa yaa?" (biasanya dijawab dengan agak ragu), "Untuk menunjukan identitas diri bangsa Indonesia.Bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, bisa dilihat dari benda-benda peninggalan nenek moyang yang hebat, seperti Candi Borobudur, Prambanan dan lain lain."
Ini benar, karena bagaimana kita bisa menunjuk diri sebagai bangsa yang besar kalau kita tidak mempunyai bukti yang kongkrit.
Pertanyaan dan jawaban di atas adalah hal yang sering kita dengar saat orang bertanya tentang Arkeologi. Tapi sejatinya Arkeologi bukan hanya sekedar "benda-benda kuno itu" saja. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari benda-benda Arkeologi tersebut, ada kisah di baliknya yang justru lebih penting untuk dipahami. Dalam istilah Arkeologi, itu disebut data intagible (tidak berwujud).
Seringkali data intagible ini sering diabaikan. Masyarakat lebih senang menikmati data tangible (berwujud), seperti candi, arca dan lain lain, dibandingkan memahami kearifan lokal (Local Genius) yang ada di baliknya (intagible data).
Misalnya saat kita melihat Kompleks Candi Prambanan. Salah satu candi yang terbesar dalam kompleks candi tersebut adalah Candi Siwa, dengan ketingian 47 meter dan lebar 34 meter. Selain mengagumi keindahan bentuknya, coba ambil juga pelajaran dari situ.
Mari kita sedikit berimajinasi...